Home >> >>
Wacana Prabowo-Aher Harus Disikapi Hati-Hati
Senin , 17 Feb 2014, 21:11 WIB
X01068-Beawiharta
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar politik Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi menilai wacana pemasangan Prabowo Subianto dengan Ahmad Heryawan (Aher) untuk pilpres 2014 harus disikapi dengan hati-hati.

"Karena duet Prabowo-Aher ini saya kira sangat berisiko tinggi. Tapi wacana itu saya kira sah-sah saja dimunculkan ke permukaan," kata Muradi, Senin (17/2).

Ia menuturkan, risiko dari duet tersebut bukan hanya akan diterima oleh Partai Gerindra. Tapi juga oleh Aher. "Saya kira ada dua alasan yang mendasari Gerindra memunculkan wacana tersebut. Pertama karena Jabar adalah lumbung suara," kata dia.

Alasan kedua, lanjutnya, lebih dikarenakan sebagai bentuk ketidakpercayaan diri Gerindra di perpolitakan nasional.

"Mungkin, mau merapat ke Partai Golkar nggak enak. Begitu pun ke PDIP atau Demokrat. Makanya dia merapat ke partai Islam," katanya.

Selama ini, paparnya, belum ada figur yang muncul dari partai Islam. Sehingga Gerindra memilih Aher. 

Menurut dia, kecil kemungkinan bagi Prabowo Subianto merapat ke partai non-Islam. Karena partai tersebut umumnya memiliki pengalaman buruk terhadap mantan menantu Presiden Soeharto itu. Karenanya, kata dia, Prabowo lebih melirik partai Islam sebagai partai koalisinya di pilpres 2014.

"Lantas apakah Aher juga punya taring untuk meraih suara dominan di Jabar? Karena Dengan konstelasi politik Jabar yang dinamis, saya meragukan itu. Terlebih, sampai saat ini pun, pengusungan Aher sebagai capres oleh PKS masih belum jelas," katanya.

Jika tidak hati-hati, ujarnya, strategi menduetkan Prabowo dengan Aher akan berakhir tragis. Artinya baik Gerindra dan PKS sebagai partai pengusung pun akan terperosok ke dalam jurang yang sama.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar