Home >> >>
Pramono Edhie: Pembangunan Jangan Bertentangan dengan Budaya Lokal
Selasa , 18 Feb 2014, 01:17 WIB
Antara/Septianda Perdana
Peserta konvensi capres Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo memberikan pidato politiknya saat mengikuti debat peserta konvensi capres Partai Demokrat di depan halaman Istana Maimun Medan, Sumut, Selasa (21/1)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo mengatakan, laju pembangunan tidak seharusnya bertentangan dengan budaya lokal.

"Rencana reklamasi Tanjung Benoa dan menjadikan Puri Besakih menjadi kawasan industri wisata diharapkan selaras dengan kepentingan akar budaya dan kepentingan ekonomi komersil, untuk memberikan yang terbaik, khususnya warga Bali," ujar Pramono, Senin, (17/2).

Industri parawisata, kata Pramono, menjadi tulang punggung masyarakat. Pertahanan dan keamanan menjadi hal yang wajib diwujudkan di Bali.

"Dampak pengeboman yang beberapa kali terjadi di Bali membuat industri parawisata saat itu seperti mati suri. Hal itu juga  berdampak terhadap citra Indonesia di dunia," ujar Pramono.

Pramono berharap kejadian buruk tersebut tidak terjadi lagi. "Pertahanan dan keamanan akan saya perkuat jika saya diberikan amanah oleh rakyat untuk memimpin Indonesia," kata Pramono.

Pramono juga mengimbau, investor dan pemerintahan daerah harus mengembangkan daerah yang masih tertinggal. "Saya lihat Bali Utara dan Selatan masih tertinggal dan berpotensi untuk dikembangkan, misalnya di Singaraja," katanya.

Kalau amanah diberikan kepadanya, lanjut Pramono, ia  akan melanjutkan hal-hal baik yang telah dilakukan pemimpin sebelumnya, yakni membenahi apa yang belum selesai, dan menghentikan hal-hal yang negatif.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Dyah Ratna Meta Novia
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar