Home >> >>
Pramono Edhie: Perbatasan Tidak Boleh Tertinggal dengan Daerah Lain
Ahad , 23 Feb 2014, 09:26 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Peserta Konvensi Calon Presiden Pramono Edhie menyampaikan visi misi saat 'Meet The Press' di Sekretariat Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (8/1). Dalam keterangannya Pramono Edhie, Koruptor harus dimiskinkan bukan dihukum mati.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Calon Presiden (capres) konvensi Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo mengatakan agar membangun jiwa nasionalisme di perbatasan Indonesia.

"Dibangun jiwa nasionalismenya bukan hanya temboknya itu yang harus dijaga, namun juga jangan tertinggal dengan daerah lain," kata Pramono Edhie saat konvensi capres Partai Demokrat di hotel Novotel Balikpapan, Sabtu.

Bila terpilih menjadi Presiden, Pramono akan membangun perbatasan sesuai dengan kondisi. Dan mempersilahkan untuk memanggil investor, namun jangan melupakan putera daerah.

"Boleh panggil investor untuk membangunnya, tapi jangan lupakan putra daerah, bawa mereka dalam bagian dari pembangunan. Bangun jiwanya, tingkatkan kesejahteraannya. Jangan dihabiskan sumber daya alamnya," kata Pramono Edhie.

Selanjutnya soal Blok Mahakam yang saat ini dikelola oleh Total E & P Indonesie milik perusahaan Prancis yang akan habis kontraknya pada tahun 2017, dia mengatakan Blok Mahakam dikelola dapat sendiri oleh Indonesia.

"Kalau bisa dikerjakan sendiri, kenapa panggil orang lain. Saya minta Universitas di Kaltim untuk mendidik putra-putra daerah agar dapat mengerjakan Blok Mahakam serta pertimbangkan baik-baik untuk melakukan negosiasi soal Blok Mahakam," kata Pramono Edhie.

Selain itu, bila ada orang Indonesia yang pandai di luar negeri dan mampu untuk mengerjakan, Pramono meminta agar pulang dan berkorban untuk pembangunan negara.

Redaktur : Hazliansyah
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar