Home >> >>
Salim Said : Tidak Ada Partai Demokrat, Yang Ada Hanya SBY
Ahad , 23 Feb 2014, 14:39 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
SBY Terpilih Aklamasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer sekaligus mantan Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko, Salim Said menilai Partai Demokrat masih belum bisa lepas dari kebesaran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan menurutnya tidak ada eksistensi dari partai berlambang bintang mercy itu.

"Sebenarnya tidak ada Partai Demokrat. Yang ada hanya SBY," kata Salim dalam diskusi di Jakarta, Ahad (23/2).

Lemahnya identitas Partai Demokrat tersebut, menurut Salim membuat internal partai terus digerogoti. Sebagai pendiri yang kini menjabat sebagai ketua umum partai, SBY dia nilai sangat lemah. Meski Partai Demokrat selama dua periode pelaksanaan pemilu sukses menempatkan SBY sebagai presiden.

"Kelemahan SBY, setelah terpilih menjadi presiden para fanclub tidak sempat ia garap menjadi kader partai," ujarnya.

Padahal, Salim melanjutkan, saat pemilu presiden, SBY dibantu dan didukung oleh orang-orang yang memiliki kredibilitas tinggi. Hanya saja, mereka tidak direkrut dan digandeng untuk membesarkan Partai Demokrat.

Semakin melemahnya elektabilitas Partai Demokrat, menurut Salim, juga akan berpengaruh pada helatan konvensi calon presiden yang tengah berlangsung. Meski konvensi diisi oleh tokoh-tokoh yang cukup bagus, termasuk purnawirawan militer. Tetapi diragukan apakah kesuksesan seperti yang dialami SBY pada pemilu sebelumnya akan terulang. 

Beberapa tokoh militer seperti Pramono Edhie Wibowo dan Endriartono Sutarto menurutnya juga mau tidak mau akan terimbas badai yang menimpa Partai Demokrat. Apa lagi jika masyarakat masih melihat Partai Demokrat sebagai nama lain untuk SBY.

"Tapi kalau calonnya bisa meyakinkan masyarakat, performa di depan publik bagus, bisa saja tidak kena imbasnya," jelas Salim. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : ira sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar