REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Charta Politika, Arya Fernandez mengatakan, tokoh berlatar militer masih memiliki kans dalam sebuah kontestasi, seperti Pilpres. Harus diakui, publik masih meminatinya.
“Publik masih akan memberikan perhatian khusus kepada kandidat yang berlatar militer," kata Arya Fernandez, Jumat (28/2).
Namun, Arya mengatakan, latar belakang militer tidak menjadi faktor utama dalam memengaruhi pemilih. Faktor utama adalah kharisma personal, dan program yang ditawarkan kandidat.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, bahwa partainya kini memang tengah memantau semua nama yang menonjol. Baik dari kalangan militer ataupun bukan, untuk masuk dalam bursa cawapres diduetkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Meski di sisi lain, ia mengakui, bila sekarang tak relevan lagi mendikotomikan sipil dan militer, tapi sosok berlatar militer oleh publik selalu dipersepsikan sebagai sosok yang mempunyai ketegasan. Tentu, itu akan jadi pertimbangan partainya dalam menseleksi calon pendamping Aburizal.
" Yang penting calon pendamping yang satu visi, satu arah dalam membawa bangsa dan negara ini ke tataran yang lebih baik," kata Tantowi.
Tantowi mengakui, bila banyak kader di Partai Golkar mengharapkan Ical bisa didampingi oleh tokoh berlatar militer. Duet sipil-militer, banyak dianggap ideal.
Sementara itu, Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, TNI sebagai institusi sudah mengalami perubahan besar, seiring dengan proses reformasi. Menurut dia, TNI adalah penjaga keamanan dan kedaulatan negara. Institusi militer menjalankan politik negara, artinya dalam menjalankan tugas itu untuk kepentingan bangsa dan negara.
Terkait banyaknya purnawirawan TNI masuk di partai dan dicalonkan dalam Pemilu nanti, atau yang sekarang digadang dalam bursa capres dan cawapres, menurut Viva, adalah hal wajar saja karena mereka menggunakan hak politiknya untuk hidup berpartai. Partainya sendiri mengapresiasi dan senang jika ada purnawiran TNI yang dicalonkan dalam Pilpres, baik itu sebagai capres atau cawapres.
Partainya sendiri, sekarang sudah memutuskan akan memperjuangkan Hatta Radjasa, sebagai capres. Tentu, nama-nama untuk cawapres terus dicari, dikaji dan dipantau.