REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal menegaskan bahwa posisi Indonesia tidak berada dibawah bayang bayang AS dan Cina. Dikatakan Dino, politik luar negeri Indonesia tetap berpegang teguh pada politik luar negeri yang bebas aktif dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan.
Saat ini, dijelaskan Dino, tersedia beberapa pilihan politik luar negeri Indonesia, seperti lebih condong ke Cina yang saat ini makin berkembang pesat atau memilih AS yang saat ini menganggap Cina sebagai ancaman utama.
"Dua raksasa dunia ini (AS dan Cina) sangat diperhitungkan ke depannya. Pemimpin kita, Pak SBY, mengambil kebijakan cerdas dengan merangkul kedua-duanya sebagai mitra strategis indonesia," tutur Dino pada debat konvensi Capres Partai Demokrat di Bogor, lewat rilis yang diterima Republika, Ahad (2/2).
Menurut Dino, posisi Indonesia saat ini harus kuat di Asia Tenggara karena banyak negara lain melihat Asia Tenggara sebagai kawasan yang sangat strategis. Indonesia, menurut Dino, juga harus menaruh perhatian yang lebih pada sektor kelautan dengan membangun negeri maritim. Keputusan pemerintah untuk memperkuat armada angkatan laut dinilai Dino sangat tepat.
"Kita mempunyai kesempatan dan keharusan untuk menguasai laut nusantara karena akan ada persaingan di laut. Sekarang kita akan menambah kapal selam dua lagi," jelas Dino.
Menurut Dino, saat ini ada persaingan geostrategis di laut, seperti Cina, Rusia, dan India yang menaruh perhatian lebih di lautan. "Cina sudah mengeksplorasi potensi sumber daya alam bawah laut di Samudera Hindia. Begitu pula dengan India. Sementara Rusia sendiri sudah menjelajah jauh hingga lautan antartika," ujar Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini.