Home >> >>
Alasan Rhoma Irama Maju Jadi Capres
Kamis , 06 Mar 2014, 16:12 WIB
Republika/ Amin Madani
Rhoma Irama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedangdut Rhoma Irama merasa terpanggil untuk menjadi Presiden RI berikutnya. Panggilan ini menguat karena Rhoma merasa Indonesia semakin hari semakin jauh dari nilai moral.

"Secara moral kita terdegradasi, tidak ada sopan santun lagi dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini bisa dilihat dari tak ada satu hari pun tanpa anarkisme yang dilakukan komponen bangsa. Belum lagi konflik horizontal antar masyarakat, antar mahasiswa, dan antar umat beragama. " ujarnya kepada ROL, Kamis (6/3).

Itu belum termasuk, lanjut dia, konflik internasional yang memperlihatkan keparahan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. "Ada firman, Hendaklah ada di antara kamu, orang yang sungguh menyeru kebenaran dan mencegah kemungkaran," kata dia.

Niatan awal ini selanjutnya mendapat dukungan dari para ulama dan habib. Dukungan bertambah, ketika pada 2 April 2013, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar membawa komitmen mendukung Rhoma Irama menjadi Capres.

"Maka saya dengan mengucapkan bismillah, siap mencalonkan diri sebagai Presiden RI," kata dia.

Jika ia terpilih, Rhoma berniat untuk membenahi secara simultan moral dan ekonomi. Itu dimulai dengan mengembalikan cita-cita pendiri bangsa pada posisinya, yakni Pancasila. Melalui Pancasila, para pendiri bangsa menegakan negara ini.

"Kita mengenal P4, lalu ada Empat Pilar Kebangsaan, tapi detik ini Pancasila masing mengawang-awang sehingga nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan tidak terlihat dan tercerabut, bangsa yang dahulunya ramah menjadi pemarah," kata dia.

Di bidang Ekonomi, lanjut Rhoma, Indonesia akan memasuki liberalisasi ekonomi. Ini ditandai dengan masuknya tenaga asing profesional ke Indonesia. Artinya, Indonesia sudah masuk pada tahapan persaingan bebas.

"Mau tidak mau, kita harus memacu diri untuk bersaing dalam berbagai aspek, utamanya pendidikan dan ekonomi. Namanya persaingan,  akan terlihat kentara, kalau tidak siap, kita mungkin tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ucapnya.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Agung Sasongko
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar