Tiga calon presiden Konvensi Rakyat Rizal Ramli (tengah), Isran Noor (kanan), dan Yusril Ihza Mahendra mengikuti acara debat di Kampus UI, Jakarta, Jumat (7/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor mengatakan untuk mencapai kedaulatan pangan di Indonesia sebenarnya tidak sulit mengingat potensi alamnya sangat berlimpah.
"Namun dengan kondisi sekarang ini sangat jauh untuk mencapai kedaulatan pangan," kata Isran dalam debat capres bertema "Masalah Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat, dan Penegakan Hukum" di Jakarta, Jumat (7/3).
Acara tersebut menghadirkan capres Konvensi Rakyat yakni Isran Noor, Yusril Ihza Mahendra, dan Rizal Ramli, serta capres Konvensi Partai Demokrat, Anies Baswedan, Gita Wirjawan, dan Ali Masykur.
Isran mengatakan, melalui produksi pangan sebenarnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan potensi lahan pertanian seluas 42 hektare maka akan dapat menyerap 32 juta tenaga kerja.
Isran Noor mengatakan, selama ini Indonesia inginnya cepat hasil, tanpa mau berproses. Sebaliknya, Indonesia harus mengoptimalkan dahulu potensi yang ada, jangan sebentar-sebentar impor.
"Pada masa lalu Indonesia pernah swasembada beras. Dia optimistis Indonesia bisa mengulang masa kejayaan itu. Banyak lahan menganggur, khususnya di luar Jawa. Kita optimalkan lahan itu, dan ditanam sesuai dengan jenis tanaman yang cocok. Kalau ada komoditas yang tidak bisa ditanam, barulah kita impor," kata Bupati Kutai Timur ini.
Isran yang juga capres Konvensi Rakyat itu menambahkan masalah kedaulatan dan ketahanan energi juga bisa diraih, mengingat Indonesia memiliki potensi energi yang berlimpah.
"Selama ini kita terlalu fokus pada energi fosil. Padahal kita punya banyak potensi energi terbarukan, seperti panas bumi yang mencapai 40 persen dari potensi dunia, ada angin, matahari, dan lainnya. Ini yang belum dimanfaatkaan maksimal," ujarnya.
Isran Noor mengklaim, selama empat tahun menjadi Bupati Kutai Timur, dia telah menghapus kemiskinan 100 persen. Menurut dia, saat ini tidak ada lagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan wilayahnya.
"Empat tahun setelah saya menjadi Bupati di Kutai Timur, tidak ada lagi orang miskin. Boleh dicek," kata Isran.