Jusuf Kalla (kiri) berbincang serius dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah), Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) dan Ketua DPD Irman Gusman (kedua kiri) ketika menghadiri open house di kediaman JK, Download :
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai meminta elite Partai Golkar realistis dengan penetapan. Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres. Seluruh elite partai mesti membuka peluang munculnya figur selain Ical untuk menjadi capres atau cawapres Golkar di Pilpres 2014.
"Karena putusan itu (mencapreskan Ical) bukan kiblat suci," kata Yorrys kepada wartawan di Jakarta, Selasa (11/3).
Undang-undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden mensyaratkan partai politik memiliki minimal 20 persen kursi parlemen atau memperoleh 25 persen suara sah nasional dalam pemilu legislatif untuk bisa mengusung capres sendiri.
Persoalannya, kata Yorrys, sejak Ical dideklarasikan sebagai capres dua tahun lalu, tidak ada tanda-tanda Golkar bisa mengusung capres sendiri. Padahal Ical sendiri menargetkan menargetkan partainya meraih 30 persen suara di pemilu legislatif.
"Kalau lihat dinamika berkembang dari hasil survei (Golkar) tidak stagnan di juara satu, tapi melorot ke juara dua," ujar Yorrys.
Eletabilitas Golkar yang cenderung turun menurut Yorrys harusnya membuka mata elite Golkar. Dia mengatakan saat ini sudah ada wacana menggelar rapat pimpinan khusus (rapimnasus) pasca-pemilu legislatif.
"Sejumlah poin krusial yang akan dibahas dalam forum Rapimnasus Golkar di antaranya, Kerja kepemimpinan Ical, perubahan capres-cawapres, mendorong ketua umum baru, dan mendorong munas," kata Yorrys.
Pilihan yang paling realistis untuk Golkar saat ini adalah mengusung cawapres dari internal partai di luar figur Ical. Yorrys mengatakan figur potensial yang bisa diusung Golkar sebagai cawapres adalah Jusuf Kalla. Menurutnya sosok JK cukup bisa menarik simpati rakyat.
Yorrys menambahkan sosok JK akan cocok jika dipasangkan sebagai cawapres Jokowi. "Kalau berdasarkan hasil survei melalui pengamat dan beberapa tokoh, dua pasangan ini (Jokowi-JK) ideal," katanya.
Dalam konteks itu, Yorrys meminta Ical dan elite Golkar legowo tidak maju di Pilpres 2014. Hal ini karena menurutnya tidak ada tanda-tanda Ical bakal memenangkan kursi capres atau cawapres. "Yang paling parah kan Ical dipasangkan dengan siapa saja, hasilnya jeblok," ujar Yorrys.