REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karakteristik calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menjadi penting bagi pemilih sebelum dipilih. Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta membuat terobosan terkait hal itu.
"Mungkin ke depan itu harus dipikirkan kedepannya bisa dipublikasikan karakter personalnya," kata pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin, dalam diskusi 'Mencari Pemimpin Negara yang Sehat Fisik, Mental, Spiritual & Sosial,' di kantor PB IDI, Jakarta, Rabu (12/3).
Menurut dia, hal itu penting agar pemilih bisa mengetahui karakter, dan sifat dari masing-masing capres dan cawapres. Tentutnya setelah IDI melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan capres dan cawapres.
Misalnya, Irman mencontohkan, jika masyarakat mau mencari pemimpin yang posesif, tegas, keras atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan, dokter IDI di bidang neorologi bisa merekomendasikan hal itu. Bahkan bisa langsung menyampaikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing calon.
"Nah yang seperti itu mungkin bisa jadi ranah pilihan ranah demokrasi seperti jualan. Karena pemilu kan seperti jualan," katanya.
Irman menjelaskan, hanya ilmu tata negara dan pemerintahan yang bisa menjawab kekurangan dan kemampuan yang berdampak signifikan terhadap tugas dan fungsi presiden dan wakil presiden. Apakah kekurangannya itu berdampak buruk atau tidak terhadap sistem pemerintah. "Jadi mengenai hal itu bukan domainya ilmu kedokteran," katanya.
Untuk itu, ia menyarankan, KPU harus mengajak berbagai pihak duduk bersama membuat semacam rel (aturan) calon presiden dan wakil presiden seperti apa yang ideal memimpin bangsa ke depan.