Home >> >>
Megawati: Jokowi Si Kerempeng Bertenaga Banteng
Senin , 17 Mar 2014, 16:21 WIB
Republika/Prayogi
Megawati Soekarno Putri

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan sebagai ketua umum dirinya memberikan mandat kepada Joko Widodo atau Jokowi karena memiliki tenaga seperti banteng yang memiliki kekuatan besar.

"Jokowi meskipun fisiknya kerempeng, tapi dia memiliki tenaga besar seperti banteng," kata Megawati ketika berorasi pada kampanye akbar perdana PDI Perjuangan di lapangan Gelora Pancasila, Surabaya, Senin.

Kampanye akbar PDI Perjuangan tersebut dihadiri juru kampanye dari DPP dan DPD PDI Perjuangan serta dimeriahkan ribuan massa dari Surabaya dan sekitarnya.

Megawati menegaskan, masyarakat berharap agar PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai calon presiden menghadapi pemilu presiden 2014.

"Sekarang sudah saya memberikan apa yang diharapkan masyarakat. Saya sudah menetapkan Jokowi sebagai calon presiden," kata Megawati.

Presiden kelima Republik Indonesia itu kemudian bertanya, "Siapakah yang akan saudara-saudara pilih sebagai?". Massa serentak menjawab, "Jokowi!".

Megawati pun menegaskan sebanyak lima kali lagi, soal siapa yang akan dipilih sebagai presiden, dan masyarakat tetap menjawab dengan lantang "Jokowi!".

Megawati kemudian menjelaskan, kalau saudara-saudara berjanji ingin memilih Jokowi, agar hadir di tempat tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih pilihannya, pada 9 April mendatang.

Putri proklamator ini juga mengingatkan masyarakat agar menjaga perolehan suara di TPS-TPS dari kemungkinan praktik kecurangan maupun tindakan intimidasi dari pihak tertentu. "Saudara-saudara harus menjaga di TPSnya masing-masing hal-hal yang tidak diharapkan agar pemilu berjalan demokratis," katanya.

Pada kesempatan itu, Megawati mengingatkan agar masyarakat tidak terpancing oleh praktik politk uang yang akan merusak harga diri masyarakat dan tatanan demokrasi. "Kalau saudara-saudara terpancing politik uang, saudara sudah menggadaikan harga diri dengan uang yang tidak seberapa," katanya.

Menurut Megawati, Indonesia sudah 11 kali menyelenggarakan pemilu legislatif sejak 1955, hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat.

Apalagi, kata dia, setelah era reformasi, praktik politik uang yang membeli hak pilih rakyat semakin vulgar, tapi kondisi rakyat tetap tidak berubah. "Saudara-saudara harus menjaga harga dirinya dan menjunjung demopkrasi, untuk kemajuan bangsa Indonesia," katanya.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar