REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Papua Research Centre FISIP UI Bambang Shergi Laksmono menilai pemerintah Indonesia selama ini abai terhadap Provinsi Papua dan Papua Barat. Kedua wilayah paling Timur di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu hanya dilihat sebelah mata sebagai wilayah perbatasan terdepan di bagian timur.
"Pimpinan negara yang baru harus mampu menempatkan wilayah provinsi Papua dan Papua Barat dalam posisi yang lebih bermakna bagi Indonesia," tutur Guru Besar FISIP UI bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial itu saat dihubungi Republika, Selasa (18/3) malam.
Peran yang lebih bermakna bagi Papua dan Papua Barat, lanjut Bambang, ialah menjadi jembatan budaya ekonomi Indonesia antara negara-negara Association of South East Asean Nations (ASEAN) dan negara-negara Pasifik Selatan. Pemimpin lembaga eksekutif pun, diharapkan lebih dari sekedar memimpin negara, tetapi juga figur pencerahan yang mampu memimpin transformasi bangsa.
Seorang pemimpin harus mampu membawa perubahan mendasar, seperti almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) misalnya. "Salah satu calon pemimpin Indonesia yang sering diunggulkan survei-survei politik, Joko Widodo, tentu akan memperoleh dukungan besar dan legitimasi politik," papar Bambang.