Home >> >>
Cawapres Ideal Jokowi dari PKB?
Jumat , 21 Mar 2014, 22:31 WIB
Republika/ Yogi Ardhi
joko widodo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Analis politik Universitas Diponegoro Semarang, M Yulianto menilai cawapres Joko Widodo idealnya dari partai berbasis Islam.

"PDI Perjuangan akan lebih berpeluang berkoalisi dengan partai berbasis Islam. Sebab, akan mencerminkan peta kekuatan nasionalis-religius," kata pengajar FISIP Undip tersebut di Semarang, Jumat (21/3).

Dilihat dari sejarah, kata dia, Sukarno dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) cenderung suka berkoalisi dengan kekuatan Islam untuk merepresentasikan kekuatan kaum santri dan abangan.

Menurut dia, kekuatan parpol dengan basis massa Islam sejak dulu sampai sekarang memang sangat kuat. Karena realitasnya mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam atau muslim.

"Sejak era 1950 menunjukkan kalau PNI sebagai kekuatan nasionalis cenderung berkoalisi dengan partai Islam. Bung Karno memang melihat kekuatan besar dari parpol berbasis Islam," katanya.

Karenanya, kata dia, PDI Perjuangan memang lebih potensial jika menggandeng tokoh dari partai berbasis Islam untuk mendampingi Jokowi.

Dengan catatan, kata dia, parpol Islam yang memiliki basis massa kuat di akar rumput. Semisal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memiliki basis massa kuat di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU).

"Ya, bisa berkoalisi dengan PKB, bisa dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), bisa pula Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, saya melihat sepertinya lebih cocok berkoalisi dengan PKB," katanya.

Dari PKB, kata dia, juga sudah muncul tokoh kuat. Semisal Mahfud MD yang cukup potensial jika digandeng sebagai cawapres bersanding dengan Jokowi.

"Kalau tidak Mahfud MD, bisa juga Jusuf Kalla. Keduanya kan merupakan tokoh berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang bagus, tidak pernah berurusan dengan korupsi, dan sebagainya," katanya.

Namun, kata dia, langkah koalisi sangat bergantung dengan hasil pileg. Sebab jika PDI Perjuangan menang dan memenuhi syarat mengajukan pasangan calon sendiri, tidak perlu koalisi.

"Kalau memang PDI Perjuangan nanti bisa mengajukan pasangan capres-cawapres tanpa koalisi, akan lebih menguntungkan. Tetapi, kalau harus koalisi, idealnya dengan parpol berbasis Islam," kata Yulianto.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar