REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali menyatakan, pihaknya tidak mau berandai-andai akan dipasangkan dengan Joko Widodo dalam masalah pencapresan. Ia belum bisa menjawab kemungkinan terulang lagi pasangan Presiden Megawati Soekarno Putri-Hamzah Haz (PDI Perjuangan-PPP), dimana Hamzah Haz yang kala itu Ketua Umum PPP.
Setelah Presiden Gus Dur lengser, Megawati yang naik menjadi presiden lebih memilih wakilnya dari partai agamis yakni Hamzah Haz. Wacana yang berkembang itu berkaitan penunjukkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres PDI Perjuangan oleh ketua umumnya, Megawati.
"Ini negara demokrasi, orang boleh berpendapat apa saja tentang capres. Tapi saya tidak mau berandai-andai,"ujarnya menjawab wartawan seusai Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama melantik pengurus Asosiasi Majelis Ta'lim Indonesia Sumut di Asrama Haji Medan Jumat (21/3).
Soal pencapresan oleh parpol peserta pemilu bagi PPP, setelah pemilu legislatif selesai. Karena itu PPP, sekarang ini disemua wilayah dan cabang harus fokus kepada pemilu legislatif.
"Kalau kita ngomongin capres harus punya modal. Modal dasar itu adalah perolehan suara legislatif. Setelah itu kita bisa menempatkan diri sesuai modal yang ada,"ungkap Suryadharma Ali.
Menjawab target PPP dalam pemilu, SDA menyebut masih tetap yakni 12 persen perolehan suara DPR RI. Target itulah yang nantinya menjadi modal dasar PPP. "Saya mengharapkan Sumatera Utara menyokong dengan memperoleh suara yang besar dalam Pemilu legislatif nanti,"kata Suryadharma yang didampingi Wakil Ketua PPP, Hasrul Azwar.