REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung, menilai evaluasi internal pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden (capres) 2014 berpotensi untuk dilakukan.
Akbar mengungkap, fakta politik tentang tidak melonjaknya tingkat keterpilihan Ketua Umum Golkar itu, di bursa pencapresan.
"Basis penilaiannya adalah tetap dari hasil pemilu legislatif (pileg)," ungkap Akbar, saat berbincang bersama para wartawan di kediamannya, di Jakarta, Senin (24/3). Kata dia, ada dua agenda, yang mendesak internal partai pascapileg nanti.
Pertama adalah mengevaluasi hasil pileg. Kata dia, partai Golkar punya target pileg antara 30 sampai 35 persen. Dia menilai, target penguasaan kursi DPR tergolong tinggi. Target tersebut berkaitan dengan pencalonan langsung pasangan capres dan cawapres dari internal partai.
Akbar mengatakan, jika target itu terpenuhi, maka internal partai tidak risau, dan akan tetap mengusung Ical sebagai capres dari Golkar. Akan tetapi, dia mengungkapkan, jika target tersebut kandas, maka evaluasi harus dilakukan. Dia menambahkan, berbagai opsi atau pun skenario politik pascapileg tetap terbuka.
Opsi-opsi baru, ujar Akbar, bisa saja muncul. Kalau hasilnya (pileg) jauh yang Golkar harapkan, bisa saja nantinya tetap mencapreskan Ical sebagai presiden dari koalisi partai-partai lain. Alternatif lain, bisa memunculkan opsi-opsi capres lainnya.
''Jadi, ini (pencapresan) saudara Aburizal (Ical), bisa saja dinamis,'' sambung dia. Pencapresan Ical dari internal partai memang sudah jauh hari dikoarkan. Hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar 2009, simpulkan Ical sebagai capres dari Golkar.
Ambisi politik tersebut, belum mulus. Sebab, ketentuan Ical sebagai capres Golkar harus menunggu hasil pileg nanti. Ketentuan perundang-undangan mensyaratkan ambang batas penguasaan kursi di DPR minimal 20 persen bagi partai peserta pemilu, sebagai syarat pengajuan capres dan cawapres langsung. Atau, berkoalisi dengan partai lain, agar mencapai ambang batas serupa.
Syarat tersebut, menurut Akbar memungkinkan Golkar untuk berkoalisi agar Ical bisa dicapreskan. Akan tetapi, dikatakan dia, rendahnya tingkat elektabilitas Ical sebagai capres, memerlukan terobosan-terobosan politik baru. Termasuk menurunkan, ambisi Golkar yang hanya akan mengusung cawapres, menemani capres dari partai lain.
''Nanti, lihat saja hasil pilegnya terlebih dahulu. Fokus utama Golkar saat ini masih untuk memenangkan pileg. Kita (Golkar) harus fokuskan untuk pemenangan Golkar saat pileg nanti,'' ujar dia