REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Nama calon presiden (capres) mulai bermunculan sebelum penyelenggaraan Pemilu Legislatif (Pileg), 9 April. Dengan presidential threshold 20 persen kursi di parlemen, beberapa partai tampak percaya diri untuk bisa mengusung capres sendiri.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan, nama-nama yang bermunculan saat ini masih bakal capres (bacapres). Menurut dia, belum ada capres definitif sebelum pileg. "Karena belum jelas siapa yang benar-benar bisa mendapat 'kendaraan partai'," ujar dia, kepada Republika, Jumat (28/3).
Nama yang tengah naik daun berdasarkan survei salah satunya Joko Widodo yang diusung PDI Perjuangan. Selain itu, ada juga calon Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun, menurut Dradjad, calon-calon itu masih sebatas 'naik daun'. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan akan ada calon potensial lain yang naik setelah keluar hasil pileg. "Khususnya yang masuk lima besar, masih potensial," ujar dia.
Dradjad mengatakan, hasil pileg akan lebih menggambarkan peta konfigurasi capres. DPP PAN sendiri sudah sepakat mencalonkan Hatta Rajasa. Meskipun, menurut Dradjad, Hatta belum menyatakan kesedian secara formal sebagai capres. Sebelum membuat keputusan final soal capres dan cawapres, ia mengatakan, hasil pileg yang salah satunya akan menjadi pertimbangan. "PAN juga akan melihat realitas peta politik setelah 9 April," ujar dia.