Home >> >>
Jokowi-JK Jadi Pasangan Paling Ideal, Tapi...
Rabu , 02 Apr 2014, 17:41 WIB
Republika/Yasin Habibi
Mantan Wakil Presiden Jusuf kalla menjadi pembicara dalam acara Konvensi Pendidikan di Bentara Budaya, Jakarta, Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) disebut sejumlah lembaga survei bakal memenangkan pilpres 2014. Kelebihan yang dimiliki masing-masing figur, membuat pasangan ini tampak ideal di mata publik.

Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nubowo mengatakan, sosok Jokowi memang unggul dari segi popularitas dan rekam jejak. Namun, mantan Wali Kota Solo itu belum membuktikan kapablitasnya dalam menangani persoalan bangsa yang lebih rumit, seperti negosiasi internasional.

"Karena itu, JK yang kompetensinya sudah teruji di pentas nasional dan internasional, bisa melengkapi kekurangan Jokowi," kata Andar di Jakarta, Rabu (2/4).

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan IndoStrategi sepanjang 15 Februrai-25 Maret lalu, mantan wapres itu memiliki nilai paling ideal untuk mendampingi Jokowi pada pemilu tahun ini. Kempauan JK di bidang politik sudah tidak diragukan lagi lantaran pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009.

JK juga mempunyai kapabilitas di bidang ekonomi, jejaring global, dan mediator perdamaian. Latar belakang personalnya yang berasal dari lingkungan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pengusaha kawakan di Tanah Air juga menambah catatan keunggulan yang dimiliki JK. 

"Karenanya, pasangan Jokowi-JK menjadi terlihat sangat ideal. Tidak saja lantaran kelebihan yang dipunyai masing-masing figur, tetapi juga karena menjadi kombinasi nasionalisme-abangan dan nasionalisme-Islam. Keduanya juga mewakili sosok pemimpin Jawa-luar Jawan," tuturnya.

Namun, ia memberi catatan tersendiri bagi Jokowi dan PDIP terkait dengan JK. Yaitu, jika JK terpilih menjadi wapres, diprediksi kepemimpinan pria kelahiran Watampone itu akan lebih dominan dibandingkan Jokowi.

"Ini dapat menganggu harmoni hubungan Jokowi dengan JK, juga PDIP. Apalagi, JK memiliki akar dan pengaruh kuat di Golkar. Selebihnya, JK juga mempunyai basis dukungan politik dari massa Islam, HMI, NU, dan Muhammadiyah," ujarnya.

Dalam perspektif ini, katanya, maka JK tampaknya tidak ideal bagi stabilitas, sustainabilitas, dan durabilitas Jokowi dan PDIP di pemerintahan.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Ahmad Islamy Jamil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar