Home >> >>
Kumpulkan Kiai Jelang Pemilu, Kiai Hasyim tak Minat Ikut Pilpres
Sabtu , 05 Apr 2014, 09:58 WIB
Republika/Fachrul Ratzi
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi kembali mengumpulkan ratusan kiai dan ulama jelang Pemilu 2014. Pengasuh pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini menyangkal berkepentingan tampil di ajang pemilihan presiden mendatang.

"Sarasehan ulama di Banten kali ini adalah kegiatan kelima, setelah sebelumnya kegiatan yang sama digelar di Depok, Bandung, Semarang, dan Jakarta. Kegiatan ini juga tak terkait pilpres dan pemilu legislatif," kata Kiai Hasyim di Kantor PWNU Banten, Sabtu (5/4).

Hasyim menegaskan, kegiatan tersebut lebih mengarah kepada pendidikan politik dan kebangsaan terhadap para ulama. Ulama, ujarnya, perlu tahu kondisi Indonesia ini dari para pakar yang dihadirkan sebagai narasumber. Apalagi di saat suara politisi dan pejabat negara kurang didengar oleh rakyat seperti sekarang ini. 

"Suara ulama pesantren masih didengar oleh rakyat, tapi ulama punya kelemahan minim informasi. Karena itulah, para ulama ini perlu dapat gambaran utuh tentang kondisi Indonesia," jelas Sekjen ICIS ini.

Para ulama, tambah Kiai Hasyim, tiap hari bisa bertemu santri dan masyarakat. Dengan pengetahuan yang telah didapat, mereka diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. "Bagaimana cara memilih pemimpin sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang. Bahwa setiap pilihan kita itu akan dipertanggung jawabkan kelak di dunia dan akhirat," katanya.

Dari Banten, kata Hasyim, kegiatan serupa akan dilakukan di Makassar Sulawesi Selatan dan Pontianak Kalimantan Barat. Kegiatan ini akan keliling Indonesia. Selama dua tahun akan selesai digelar di semua daerah.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : indah wulandari
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar