Home >> >>
PDIP dan Gerindra Masih Butuh Koalisi
Sabtu , 05 Apr 2014, 23:02 WIB
Capres Jokowi-Prabowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat, meski Joko Widodo menempati posisi teratas dalam berbagai hasil survei dan Prabowo menempel ketat, namun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya akan membutuhkan koalisi.

"Akan sangat strategis bila PDIP dan Gerindra berkoalisi dengan Golkar atau Demokrat," kata Hendri, di Jakarta, Sabtu (5/4).

Beberapa tokoh senior Partai Golkar dan Capres Konvensi Partai Demokrat juga punya peluang dan elektabilitas strategis untuk jadi Cawapres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maupun Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Dikatakannya, Wiranto juga tidak boleh dipandang sebelah mata, mengingat elektabilitasnya belakangan meningkat berkat iklan politiknya yang tepat sasaran. "Walaupun diprediksi belum dapat menandingi elektabilitas Jokowi atau Prabowo, tetapi Wiranto tidak bisa dipandang sebelah mata oleh capres lain. Bahkan di antara para Capres hingga saat ini baru Wiranto yang sudah mengumumkan Calon Wakil Presidennya," ucap Hendri.

Ia menyebutkan, peluang Capres Partai Demokrat masih tetap ada, namun tergantung siapa yang nanti diumumkan sebagai pemenang. Dijelaskan Hendri bahwa Susilo Bambang Yudhoyono memang berhasil membawa Indonesia menjadi lebih baik, sayangnya Demokrat banyak sekali melakukan kekhilafan yang akhirnya mendorong mereka ke jurang elektabilitas yang kurang baik.

"Justru yang dilakukan SBY saat ini secara perlahan-lahan mengangkat elektabilitas Partai Demokrat. Jadi, akan sangat menarik mengamati pergerakan parpol jelang Pileg 2014 terutama saat masa hari tenang ini," kata Hendri.

Namun demikian, berbicara tentang peluang calon presiden saat ini sebenarnya masih terlalu dini, mengingat semua tergantung dari hasil Pemilu Legislatif 9 April 2014 nanti.

Redaktur : Joko Sadewo
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar