Ketika Jokowi Tersinggung dengan Pernyataan SBY
Senin , 07 Apr 2014, 17:42 WIB
Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah simpatisan berebut bersalaman dengan calon Presiden Joko Widodo, saat mengikuti kampanye PDIP di Lapangan Mulyorejo, Malang, Jawa Timur, Ahad (30/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo terlihat tersinggung ketika diminta pendapatnya mengenai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memintanya agar jangan mau didikte. Dengan nada tegas, Jokowi mengatakan dirinya bukan pribadi yang mau diatur-atur demi kepentingan orang lain.
"Yang dikte itu siapa? Kenapa mereka harus dikte saya gitu lho? Apa saya model orang-orang yang gampang didikte? Apa saya tipe orang-orang yang mudah didikte selama saya jadi gubernur dan wali kota dulu?," kata dia dengan raut muka serius, Senin (7/4).
Meski demikian, jika maksud pernyataan SBY tersebut hanya untuk mengingatkan, Jokowi mengatakan dia akan menerimanya sebagai sebuah nasihat yang baik.
Jokowi berkali-kali diserang dengan sebutan capres boneka lantaran dianggap terlalu patuh pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Berkali-kali pula, Jokowi menanggapinya dengan santai. Dia hanya menganggap, itu serangan dari lawan politik yang biasa dihadapi capres jelang pemilu.
"Biasa lah menjelang pemilu ada yang menyerang seperti itu," kata dia berulang-ulang dalam sebuah wawancara.
Namun, kali ini pria asal Solo tersebut terlihat cukup tersinggung ketika dimintai pendapatnya tentang pernyataan SBY. Tampaknya, Jokowi tak mau lagi dianggap remeh seperti itu. Karenanya, capres yang mendeklarasikan diri di rumah Si Pitung tersebut menegaskan bahwa dirinya tidak seperti yang lawan politiknya pikirkan.
Redaktur |
: |
Fernan Rahadi |
Reporter |
: |
Halimatus Sa'diyah |