REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah membantah telah menyiapkan kadernya untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Mereka tidak ingin terjadi dualisme kepentingan antara urusan partai politik dan organisasi sosial tersebut.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan, ia tidak ambil pusing isyarat-isyarat parpol terhadap dirinya. Sejauh ini belum ada permintaan resmi terhadap dirinya. Urusan itu pun, kata dia, bukan wewenang Muhammadiyah, namun pihak parpol.
"Saya tidak munafik atas tawaran tersebut. Sebagai pemimpin organisasi besar saya harus berani maju ketimbang orang-orang yang tidak kompeten hanya modal uang banyak, siap menjadi pimpinan negara," kata Din belum lama ini.
Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Imam Addaruqutni menambahkan, pihaknya tidak siapkan kader dalam agenda politik. Adanya kedekatan Din dengan sejumlah pimpinan parpol, menurutnya, menjadi urusan personal ketua MUI tersebut, bukan Muhammadiyah.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Syafi Maarif enggan menempatkan organisasi itu dalam Pemilu 2014 karena tidak mau disebut partisan partai politik. Menurut dia, nilai Muhammadiyah akan merosot jika memiliki kepentingan politik.
"Bahkan, ada kader yang diancam keluar dari Muhammadiyah karena menjadi caleg parpol tertentu," ujar dia.