Home >> >>
Pengamat: Golkar Main Dua Kaki Dalam Pilpres
Rabu , 09 Apr 2014, 13:40 WIB
Aditya Pradana Putra/Republika
Kampanye Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar akan bermain di dua kaki pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mendatang mengingat sejak awal berdiri Golkar memang tidak bisa lepas dari kekuasaan. Demikian kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.

Hendri mengemukakan hal itu menyusul pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, yang mengaku siap menjadi calon wakil presiden bagi capres di luar partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Akbar Tandjung menyatakan kesiapannya menjadi cawapres dapat diduga adalah bentuk politik dua kaki Golkar. Para tokoh Golkar sejak awal disiapkan untuk berada di lingkaran kekuasaan. Sebelumnya, ada Jusuf Kalla yang digadang," kata Hendri seperti dikutip dari Antara pada Rabu (9/4).

Bila mengamati hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada Senin (7/4), kemungkinan besar partai yang akan berada di posisi teratas adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan Golkar.

Meski hasil survei selama ini menunjukkan bahwa PDI Perjuangan selalu di posisi puncak, menurut Hendri, itu pun belum dapat dipastikan karena bisa disusul oleh Golkar.

Sementara itu, yang berada di posisi ketiga dan keempat adalah Partai Demokrat dan Gerindra. "Ini artinya, Golkar bisa mencalonkan Aburizal Bakrie. Namun, bila internal berkata lain, figur cawapres untuk berkoalisi sudah disiapkan," papar Hendri.

Bila ternyata Golkar juga mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie, lanjut Hendri, Golkar tentu akan menyiapkan Jusuf Kalla atau Akbar Tandjung sebagai cawapres yang bakal ditawarkan ke partai lain.

Oleh karena itu, dirinya menganggap pernyataan Akbar yang bersedia jadi cawapres bukan hal istimewa. ''Tidak ada yang istimewa dengan pernyataan kesiapan Akbar Tandjung menjadi cawapres,'' katanya.

Redaktur : Didi Purwadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar