Home >> >>
Pencapresan Ical Tetap Meski Target Pileg Gagal
Kamis , 10 Apr 2014, 02:30 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar menyatakan pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden dari partai itu tidak akan dievaluasi, meskipun kemungkinan target untuk memenangi Pemilihan Legislatif dengan 23 persen suara nasional tidak tercapai.

Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Partai Golkar, Sharif Cicip Sutardjo, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu, mengatakan hasil perhitungan cepat Pileg memang dapat menjadi gambaran partai sebelum mengetahui hasil perhitungan resmi lembaga penyelenggara Pemilu.

Cicip dan jajaran petinggi Golkar termasuk Ical, sapaan akrab Aburizal, memantau perhitungan cepat yang dilakukan empat lembaga survei. Salah satu hasil hitung cepat versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), PDIP menempati posisi pertama dengan raihan 19 persen, kemudian Golkar di posisi kedua dengan 14,7 persen dan Gerindra di posisi ketiga dengan pencapaian 11,3 persen.

Kemudian, lembaga penelitian Saiful Munjani Research Center menyatakan PDIP meraih posisi pertama dengan raihan 19,23 persen, kemudian Golkar 14,81 persen dan Gerindra 11,93 persen. Namun, perhitungan masih bersifat sementara dengan data suara yang masuk sebesar 79,23 persen.

Terkait hal itu, Cicip mengaku masih optimistis bahwa Golkar akan tetap mampu mengusung Ical sebagai capres dengan perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat yang diyakininya akan melebihi 20 persen. Golkar menargetkan akan memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat sebanyak 27 persen.

"Hasil hitung cepat memang masih berkisar di 14 persen (suara nasional), namun jika dikonversi ke kursi DPR bisa saja kan lebih dari 20 persen (sesuai syarat ambang batas pencalonan)," kata Cicip.

Redaktur : Didi Purwadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar