Aksi unjuk rasa menuntut pengusutan keterlibatan Jokowi dalam korupsi pengadaan bus TransJakarta di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (1/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai sebaiknya Joko Widodo mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Mundurnya Jokowi untuk menghindari spekulasi bahwa mantan Wali Kota Solo tersebut ambisius dalam mengejar jabatan.
"Saya sarankan sebaiknya Jokowi mundur dari jabatan Gubernur DKI Jakarta agar publik tahu bahwa Jokowi tidak bermain-main dalam pencapresan dirinya sehingga memicu spekulasi bahwa Jokowi ambisius dalam mengejar jabatan," ujar Emrus Sihombing di Jakarta, Kamis (10/4).
Jokowi, demikian ia biasa dipanggil, telah mengingkari sumpah jabatannya selama 5 tahun untuk memimpin ibu kota karena menerima mandat sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Dia mengungkapkan, janji-janji Jokowi selama 5 tahun untuk fokus mengatasi persoalan Jakarta sudah diketahui hampir seluruh warga Jakarta.
"Itu ada video janji Jokowi 5 tahun menyelesaikan Jakarta. Supaya Jokowi tidak dianggap lain ucapan dan lain perbuatan," kata dia.
Jokowi, lanjutnya, baru 1,5 tahun memimpin ibu kota. Menurutnya, bisa dikatakan warga Jakarta masih bulan madu dengan calon presiden dari PDI Perjuangan tersebut.
"Bayangkan baru 1,5 tahun di Jakarta menerima mandat sebagai capres, ibaratnya warga Jakarta masih bulan madu dengan Jokowi tapi Jokowinya pergi," kata dia.
Karena itu, ia menyarankan, sebaiknya Jokowi mengambil sikap untuk referendum yaitu apakah mayoritas warga Jakarta rela ditinggalkannya karena maju sebagai capres atau tidak rela. "Jokowi harus pamit kepada semua masyarakat Jakarta karena dia dipilih warga Jakarta," ujar dia.