Home >> >>
PKS Tetap Tawarkan Kader Internal sebagai Capres
Jumat , 11 Apr 2014, 18:17 WIB
Prayogi
Tiga kandidat capres PKS, Presiden PKS Anis Matta (tengah),Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kiri) dan Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan, arah koalisi PKS baru akan jelas dalam waktu empat hari mendatang.

Dari hitungan manual yang dilakukan internal partai, menurut Mahfudz, PKS sudah memiliki gambaran jelas mengenai raihan suara di Pemilu 2014. “Kita perhatikan dulu, nanti tentunya sesudah ada wacana koalisi baru akan menetapkan tokoh kita sebagai capres atau cawapres,” kata Ketua Komisi I DPR RI ini, Jumat (11/4).

Andaipun nanti koalisi poros tengah atau dengan partai nasionalis lainnya terbangun, kata dia, PKS masih akan mencoba menyodorkan capres usungan mereka. Dia mengatakan, saat ini ada nama Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, atau Ahmad Heryawan yang bisa ditawarkan kepada koalisi untuk diusung bersama sebagai capres.

Rencananya, kata dia, PKS baru akan berkomunikasi aktif dengan partai lain terkait capres bila mereka telah selesai menentukan rapat internal. “Majelis Syuro akan segera menetapkan satu dari tiga nama ini untuk menjadi capres, baru setelah itu kami akan bicarakan dengan parpol lain,” kata dia.

Meski demikian, menurut Mahfudz, PKS tidak menolak kemungkinan jika nantinya capres mereka akan diusung koalisi sebagai cawapres. Untuk itulah PKS masih mengikuti perkembangan penghitungan suara secara manual. “Kita akan tentukan sikap nanti, setelah 70 persen suara masuk, baru bisa dipikirkan lagi langkah seperti apa,” kata dia.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Gilang Akbar Prambadi
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar