Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla bersama Rhoma Irama memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Kantor DMI di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/11). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan partainya belum resmi menunjuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai cawapres yang diusung dari NasDem, namun demikian kemungkinan bisa JK menjadi kandidat cawapres.
"Belum ada. Dari awal NasDem terbuka. Objektif bagaimana kepentingan bangsa diutamakan. Kita hadapi tahapan awal, pengumuman resmi KPU. Dari sana kita duduk lagi.
Kalau ini istilahnya silaturahmi. Akhirnya yang terpilih tetap satu pasang," kata Surya Paloh di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Jumat.
Surya mengatakan, meski PDI Perjuangan sudah bersilaturahmi di DPP Nasdem sehari pascapencoblosan, namun partainya terbuka dengan siapapun.
Menyinggung kriterianya pemimpin, Surya menjelaskan calon tersebut harus memberikan pengabdian memimpin bangsa ini secara totalitas. Seorang pemimpim harus bisa membawa bangsa ini dengan suatu kepemimpinan, membawa dan mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Ketika ditanyakan soal JK, kata Surya, dirinya mendorong yang terbaik bagi JK. JK merupakan salah satu nominator yang perlu dipertimbangkan.
"Presidennya bisa bekerja sama dengan wapresnya. Bekerja sama seutuhnya menjaga harmonisasinya. Kontrak batiniah yang dibutuhkan, tidak hanya kontrak politik saja," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merekomendasikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mendampingi calon presiden dari ke PDI Perjuangan, Joko Widodo. Namun, Surya memastikan partainya belum meresmikan untuk mendukung JK.
"Kemungkinan itu ada. Jadi kita dorong untuk dipertimbangkan," kata Surya.
Sementara itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla mengatakan, pertemuannya dengan Surya Paloh hanya bersilaturahmi, tidak ada pembicaraan untuk mengusung cawapres.
"Kita berbicara soal suka duka kampanye. Bahwa ini evaluasi rakyat, Pemilu ini evaluasi rakyat kepada pemimpinnya, kepada wakilnya, kepada partainya. Dengan cara reward and punishment. Menghukum partai yang tidak terlalu berhasil, yang membawa kepada situasi yang diharapkan dan menghargai apresiasi partai yang baik," kata JK.
Ia juga menegaskan, belum ada komunikasi untuk mencalonkan dirinya sebagai cawapres.
"Itu urusan NasDem dan partai lain. Belum waktunya. Tidak ada pembicaraan itu. Komunikasi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga belum," jelasnya.