REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa galau ternyata tidak hanya menyelimuti diri anak muda saja. Sosok mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, ternyata juga mengalami rasa galau ketika harus memutuskan diri untuk mendukung pasangan Prabowo - Hatta Radjasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
Mahfud mengaku untuk memutuskan diri menjadi Ketua nasional pemenangan Prabowo-Hatta perlu berpikir dalam dan berkonsultasi dengan sejumlah kiai.
''Tiga hari terakhir ini pikiran saya berkecamuk, dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit,'' katanya.
Sejak berbicara dengan pasangan capres dan cawapres serta pimpinan Partai Gerindra, Mahfud mendapatkan banyak hal. Ada yang mendukung tapi ada juga yang mengkritik.
''Saya dilematis. Masa negarawan mau memihak dalam Pilpres? Tapi saya kan tidak pernah menyebut diri saya negarawan atau bapak bangsa,'' ujar putra Madura ini.
Mahfud mengatakan berpolitik adalah bagian dari syar'i karena tanpa politik maka tak bisa merealisasikan nilai kebaikan yang harus diperjuangkan melalui struktur kekuasaan.
Mahfud lalu mengambil keputusan tersebut kendati menilai kedua pasangan capres-cawapres sama baiknya karena pilihan rakyat.
''Kedua pasangan punya kelebihan dan kekurangan. Biarlah rakyat menentukan pilihannya,'' kata dia.