Siluet Cawapres dari pasangan Prabowo-Hatta, Hatta Rajasa memberi pidato dalam Deklarasi Nasional di Rumah Polonia, Jakarta, Kamis (29/5). (Antara/Rosa Panggabean)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa, membidik suara kelompok buruh. Langkah ini ditandai dengan membentuk Front Buruh Indonesia Raya yang menjadi bentuk mobilisasi kaum buruh guna mendukung Prabowo yang akan bersaing pada pemilihan umum presiden (pilpres) mendatang.
Syahganda Nainggolan, direktur penggalangan relawan tim sukses nasional pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menyatakan pihaknya kini menyiapkan berbagai deklarasi dari perwakilan buruh. "Saat ini sedang disiapkan langkah-langkah deklarasinya, dengan meliputi tokoh-tokoh serta aktivis elemen perburuhan dari Jabodetabek dan daerah lain," kata Syahganda dalam siaran pers yang diterima ROL di Jakarta, Sabtu (31/5).
Menurut dia, terdapat perwakilan tokoh yang berasal lebih 20 pergerakan/ormas buruh dengan barisan massanya untuk setiap kegiatan deklarasi Front Buruh Indonesia Raya, yang akan dilakukan di sekitar wilayah Jabodetabek maupun kota-kota tertentu dalam waktu dekat ini.
Syahganda menyebutkan, sama seperti "Aliansi Aktivis Dukung Prabowo-Hatta" yang dibentuk sebelumnya, front tersebut akan menyampaikan aspirasi dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta termasuk mengambil bagian ke arah pemenangannya.
Ditambahkan, aspirasi kaum buruh kepada Prabowo-Hatta dirasakan semakin menguat oleh karena agenda yang diusung capres/cawapres itu berorientasi pada penciptaan martabat bangsa, di samping berkomitmen menumbuhkan aspek kesejahteraan atau berupa kemajuan harkat hidup rakyat.
"Jadi, permasalahan taraf hidup buruh yang tergolong rendah sekaligus masih bersifat marjinal (miskin), memiliki kesesuaian dengan agenda yang akan diperjuangkan oleh Prabowo-Hatta dalam konteks untuk menjadi pemimpin nasional," kata pria yang juga menjabat sebagai ketua dewan direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) ini.
Ia mengaku, permasalahan yang dihadapi buruh mengenai ketidakadilan di lingkungan pekerjaannya pun kerap dikemukakan Prabowo untuk dilakukan pembenahan, sebagai perhatian utama guna agenda perbaikan nasib buruh ke depan.
"Masalah upah murah, ketidaklayakan hidup buruh dan keluarganya, serta adanya sistem kontrak kerja alih daya (outsourcing) yang merugikan buruh/pekerja, justru sangat serius untuk diatasi oleh program duet kepemimpinan bangsa Prabowo-Hatta bilamana terpilih, sehingga keberadaan buruh bisa mendapatkan kenyaman secara benar, layak, dan bermartabat dalam kehidupannya," jelas Syahganda.