REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto memberikan apresiasi atas langkah pemerintah DKI Jakarta terkait dengan APBD. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu melontarkan pujian itu saat berbicara di forum Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional I Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Senin (2/6).
Prabowo saat itu tengah berbicara mengenai anggaran dan sumber investasi dana Indonesia. Ia pun menunjukkan slide untuk memperlihatkan data-data. "Pemerintah daerah DKI dalam satu tahun ini berhasil memotong APBD sekitar 20 persen," kata dia, di Hotel Sahid, Jakarta Pusat.
Dalam slide yang ditunjukkan Prabowo, terpampang foto Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun tak ada foto Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi capres pesaing Prabowo dalam Pilpres Juli mendatang. Prabowo pun berkelakar. "Yang saya tayangkan wakil gubernurnya. Loh, kalian ketawa, kan wakil gubernurnya (dari) Gerindra, boleh kan," kata Prabowo, yang disambut tawa para guru.
Prabowo mengapresiasi kebijakan Pemda DKI Jakarta terkait pemotongan dana APBD. Selain itu, ia mengatakan, Pemda DKI Jakarta juga dapat meningkatkan pendapatan hingga mencapai 21 persen. "Kalau DKI bisa, semua provinsi bisa juga naik 21 persen. Kalau DKI bisa menghemat 25 persen APBD, semua provinsi, semua kabupaten harus bisa menghemat, tanpa mengurangi pelayanan pada rakyat," ujar eks Pangkostrad itu.
Visi misi Prabowo pun ingin bisa meningkatkan pendapatan negara Indonesia. Apabila dipercaya memimpin Indonesia bersama Hatta Rajasa, ia mengatakan, ingin meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. "Sasaran saya menaikkan peneriman negara empat persen dari GDP, produksi nasional kita," kata dia.
Saat ini, Prabowo mengatakan, penerimaan pajak pada angka 12 persen. Dengan sasaran kenaikkan empat persen, maka target penerimaan negara dari sektor pajak menjadi sekitar 16 persen. Jika ditakar dengan nilai uang, Prabowo menyebut bisa mengalami kenaikkan Rp 360 triliun. Ia mengatakan, pemerintah Indonesia bisa melakukan itu pada periode 1992-1997. "Artinya, masak tahun 97 kita bisa sekarang kita tidak bisa. Kita harus bisa naik empat persen," ujar dia.
Peningkatan penerimaan dari sektor pajak, menurut Prabowo, menjadi salah satu sumber untuk investasi. Selain ingin meningkatkan penerimaan, ia pun bertekad untuk mengurangi dan mencegah kebocoran anggaran. Prabowo menilai dengan invetasi dana yang memadai, maka pembangunan di berbagai sektor akan lebih berjalan dengan baik. Ia mencontohkan untuk sektor pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru. Pun dengan peningkatan kualitas aparat penegak hukum.