Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memenuhi panggilan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/3). (Republika/Wihdan Hidayat)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara DPP Partai Demokrat, Ruhut Poltak Sitompul memilih mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) daripada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ruhut mengklaim dirinya sudah meminta restu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Saya sudah minta izin ke Pak SBY. Dia (SBY) mengatakan iya," kata Ruhut kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (23/6).
Ruhut tidak bercerita panjang lebar soal sikap SBY atas pilihan politiknya mendukung Jokowi-JK. Ruhut hanya meyakini dukungannya kepada Jokowi-JK tidak akan dipersoalkan SBY. "Kita tahu Pak SBY orang yang sangat santun, cerdas, bersih. (Dia) membuat pilpres ini berjalan dengan baik," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR ini belum melupakan peristiwa penolakannya sebagai Ketua Komisi III DPR. Ruhut menyatakan mereka yang dulu pernah menolaknya kita banyak bergabung di kubu Prabowo-Hatta. "Jadi gak ujuk-ujuk (tiba-tiba). Ternyata sahabat koalisi saya yang tidak menerima saya sekarang mereka ada di kubu sana kan? (Prabowo-Hatta)," kata Ruhut.
Di sisi lain Ruhut mengaku masih mengingat dengan baik dukungan yang diberikan Fraksi PDI Perjuangan kepada dirinya menjadi Ketua Komisi III. Menurutnya, meskipun Fraksi PDI Perjuangan partai oposisi namun mereka bisa menghormati keputusan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3) soal penetapan ketua komisi. "Saya terenyuh PDIP partai oposisi mendukung posisi saya sebagai ketua komisi III. Tetap aku manusia, yang punya hati dan punya rasa," ujarnya.