REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf meminta Ruhut Poltak Sitompul bersikap jantan soal keputusan mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Nurhayati meminta Ruhut mundur sebagai kader Partai Demokrat. "Sebetulnya lebih gentlement (jantan) kalau Pak Ruhut mundur," kata Nurhayati dalam konfrensi pers di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (23/6).
Nurhayati mengatakan dukungan Ruhut kepada Jokowi-JK tidak sejalan dengan garis keputusan partai saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) 18 Mei 2014. Ketika itu, kata Nurhayati, tidak ada satupun kader Demokrat yang memberi suara dukungan kepada Jokowi-JK. Termasuk Ruhut. "Hasil rapimnas yang menjadi pegangan kami semua merupakan keputusan bersama," ujar Nurhayati.
Nurhayati tidak mempersoalkan apabila ada kader Demokrat yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Menurutnya dukungan kepada Prabowo-Hatta masih sesuai dengan hasil rapimnas karena saat itu ada sejumlah kader yang menyatakan agar Demokrat mendukung Prabowo-Hatta. "22 persen meminta Demokrat mendukung Prabowo-Hatta sebagai capres-cawapres. Ini hasil rapimnas yang demokratis," katanya.
Nurhayati menyatakan dirinya akan memberi sanksi tegas apabila Ruhut memberikan dukungan terbukan kepada Jokowi-JK. Namun begitu ia belum mau menjelaskan sanksi seperti apa yang akan diberikan kepada Ruhut. "Kalau Ruhut deklarasikan sikapnya saya akan mengambil tindakan sesuai garis parta. Nanti akan kita putuskan," ujarnya.