Calon preseiden Prabowo Subianto, saat bersilaturrahmi dengan ulama khos Jatim, di Pesantren Al-Hamidy, Bunyuanyar, Pamekasan, Jatim, Selasa (24/6). (Antara/Saiful Bahri)
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Prabowo Subianto menggelar kampanye di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Di depan sekitar 30 ribu Nahdliyin, calon presiden yang diusung oleh koalisi Merah Putih ini menyebut NU sebagai kelompok Islam yang mampu melindungi semua agama.
"Saya boleh sedikit cerita rahasia?" tanya Prabowo yang serentak diiyakan oleh Nahdliyin, Jumat (27/6). "Dulu, ketika di awal-awal maju, ketika belum ada gambaran siapa wakil saya, orang pertama yang saya minta adalah Pak Kiai Said Aqil. Bukan sekali saya minta, tapi tiga kali, dan ketiga-tiganya ditolak," lanjut Prabowo.
Mendapatkan penolakan hingga ketiga kalinya, Prabowo mengaku mulai memahami alasan yang disampaikan oleh Kiai Said. "Jadi ternyata Pak Kiai Said Aqil ini menolak karena merasa bukan tempatnya di politik praktis. Saya salut, Beliau memegang teguh amanah yang diberikan warga NU untuk memimpin NU dengan baik dan benar. Saya banyak belajar dari beliau," tegasnya.
Mengenai alasannya sempat meminta Kiai Said untuk menjadi wakilnya, Prabowo mengungkapkan jika itu adalah masukan dari beberapa kawan dan sahabat, termasuk pemeluk non muslim.
"Ini artinya apa? Artinya NU, dengan pemimpinnya Kiai Said, dinilai sebagai kelompok yang diterima oleh kelompok lainnya, meskipun beda agama. NU dinilai sebagai kelompok Islam yang mampu melindungi agama lainnya," pungkas Prabowo.
Kampanye Prabowo yang dikemas dalam acara Halaqoh Nahdliyin se Jawa Barat tersebut dihadiri oleh sejumlah ulama dan habaib, termasuk Mundzir 'Aam Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh Al Muktabaroh An Nahdliyah, Habib Luthfi bin Yahya. Hadir juga di acara tersebut adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, dan sejumlah tokoh lainnya.