Pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut dua Joko Widodo (kanan)-Jusuf Kalla (kiri) berbincang jelang penyampaian laporan harta kekayaan dari di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (1/7). (Republika/Aditya Pradana Putra).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres Jusuf Kalla (JK) berkomitmen untuk mendorong ekonomi kreatif Indonesia jika nanti mendapat mandat duduk kembali di kursi Pemerintahan. Pada era sekarang ini, budaya harus dikembangkan menjadi bagian dari bisnis yang mampu memajukan bangsa ke depannya.
JK mengatakan, itulah yang disebut sebagai revolusi mental yakni budaya dilandasi dengan pendidikan kreatif dapat memberikan nilai ekonomi. Apalagi kalau konsep itu diberikan ke kalangan muda dengan pemanfaatan teknologi mereka, maka akan menjadi bisnis yang maju.
"Namun ini perlu dukungan pemerintah dengan menyediakan pendidikan kreatif dan infrastruktur yang memadai," kata JK setelah menerima kunjungan musisi Yovie Widianto di kediamannya, Rabu (2/7).
Dia menambahkan, saat perekonomian masyarakat naik dan kebutuhan konsumsinya terpenuhi. Maka mereka akan masuk pada tingkatan /leasure/, dimana pokok pembicaraan bukan lagi soal sembako, melainkan industri kreatif seperti musik, animasi dan lukisan.
Musisi sekaligus pemilik sekolah musik, Yovie Widyanto menambahkan, industri kreatif ini akan menjadi kekuatan besar bangsa kalau dibina dan mendapat dukungan pemerintah. Sebab, Korea yang hanya sebesar itu, bisa mendunia, apalagi Indonesia yang memiliki 500 sentra budaya.
"Perlu inovasi di Indonesia ini, sebab banyak pelaku industri kreatif yang pergi ke luar negeri dan menghasilkan karya terbaik. Mereka harus ditarik lagi ke Indonesia," ujar dia.
Kunjungan Yovie ke kediaman JK hari ini untuk memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. Ia juga memberikan sumbangan lagu yang berjudul 'Indonesia Baru' untuk kemenangan capres dan cawapres itu. Yovie juga mendemonstrasikan lagu tersebut dihadapan JK dan keluarganya.