Prabowo Subianto menyampaikan orasi saat mengunjungi pasar Ciparay, Bandung, Jabar, Kamis (3/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hankam, Letjen TNI Purnawariwan Romulo Simbolon meminta masyarakat memilih capres dengan pertimbangan seksama. Caranya, dengan melihat bibit, bobot, dan bebet.
Prabowo Subianto, katanya, lahir dari lingkungan keluarga pahlawan kemerdekaan dan perintis perbankan Tanah Air. Darah pejuang dan ekonom tersebut yang membentuk integritas kepribadian Prabowo saat ini.
"Bibitnya memang sudah bagus. Jalan Kapten Subianto di Tangerang adalah nama pamannya yang gugur dalam pertempuran bersama Daan Mogot di Lengkong, Tangerang. Tidak heran Prabowo saat menjadi prajurit TNI juga rela pertaruhkan jiwa raganya untuk Indonesia," ujarnya, Jumat (4/7).
Prabowo juga dinilai memiliki bebet yang baik. Bebet dalam filosofi Jawa mengacu pada harkat, martabat atau prestis.
"Kehormatan Prabowo bisa dilihat dari sikap dan martabat kebangsaannya yang tinggi untuk tidak mau direndahkan dalam bentuk apa pun oleh asing. Saat ikut pelatihan di luar negeri, dia menolak uang saku yang diberikan pemerintah Australia padanya," ungkap dia.
Sedangkan dari bobot, katanya, mengacu pada kualitas diri secara lahir dan batin. Secara fisik, Prabowo disebut pernah menjadi prajurit dari kesatuan elite Kopassus. Sampai saat ini pun dia masih rajin menjaga fisiknya.
"Sementara secara kejiwaan atau psikologis, Prabowo tipe orang yang berani, tegas, setia kawannya tinggi, rela berkorban, suka melindungi dan mudah memaafkan. Orangnya fair, lihat saja bagaimana cara dia memperlakukan Jokowi dalam debat capres," ujarnya.
Namun, tambah dia, Joko Widodo (Jokowi) dianggap berbeda dengan Prabowo. Ia menyatakan meragukan bibit, bebet dan bobot capres nomor urut dua itu untuk jadi presiden RI.
"Perilaku Jokowi cenderung membuat pencitraan. Sementara keberlanjutan hasil pekerjaan kecil yang digunakan sebagai alat pencitraan patut dipertanyakan," ungkapnya.