REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Politik Yunarto Wijaya mengatakan koalisi permanen yang dibentuk oleh pasangan Prabowo-Hatta tidak akan menghambat kinerja Jokowi-JK jika pasangan tersebut menang dalam pilpres nanti.

Hal tersebut dikarenakan kekuatan politik mayoritas yang dibentuk oleh koalisi permanen tidak akan berpengaruh dengan kinerja dan kebijakan yang akan dijalankan pasangan Jokowi-JK nantinya.

"Koalisi permanen tidak akan menghambat Jokowi-JK, itu hanya  ilusi delusi yang mengatakan bahwa presiden terpiih harus memiliki kekuatan politik mayoritas," kata Yunarto saat dihubungi ROL, Selasa (15/7).

Ia menjelaskan, kekuatan politik mayoritas justru hanya akan menjadi beban bagi suatu pemerintahan. Ia menyontohkan untuk pemerintahan SBY, partai koalisi yang ada justru lebih menjadi beban dibanding jadi aset.

Kekuatan politik mayoritas, lanjutnya, justru akan membuat presiden terpenjara dengan kontrak politik dan pengambilan kebijakan sehingga keputusan yang diambil terkesan lambat.

Jika Pasangan Jokowi-JK menang dalam perhitungan 22 juli mendatang maka pasangan tersebut dapat meneruskan logika koalisi tanpa syarat kepada masyarakat dan tidak perlu takut dengan kekuatan mayoritas yang  dibentuk oleh lawan politik.

Ia juga mengatakan dengan menjalankan program kerja yang pro-rakyat maka pasangan Jokowi-JK pasti akan mendapat dukungan dari anggota DPR dan masyarakat. Selain itu, para social movement dan media juga dapat mem-back up kinerja-kinerja yang akan dijalankan oleh passnagan Jokowi-JK agar berjalan sesuai dengan visi misi yang ada.

"Tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap pemerintahan Jokowi-JK karena pasangan ini tidak menjanjikan apapun terhadap partai politik yang ada," ujarnya.