Home >> >>
Strategi MLM Partai Nasdem di Pemilu Perdana
Senin , 03 Feb 2014, 18:46 WIB
OldApp
Ferry Mursyidan baldan

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi partai Nasional Demokrat (Nasdem) Pemilu 2014 merupakan yang pertama diikuti. Namun, bagi mereka-mereka yang menggerakkannya, pemilu kali ini bukanlah yang pertama. Walaupun ada juga beberapa yang baru pertama kali 'bertarung.'

Pada pesta demokrasi kali ini, masih saja ada terselip kekhawatiran terkait pelaksanaan atau tahapan pemilu. Salah satu yang cukup memberikan perhatian lebih adalah adanya kecurangan atau pencurian suara. Belum lagi jika melihat kesiapan penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU, yang masih ketetran soal dafar pemilih tetap (DPT).

Bagaimana Partai Nasdem menutup kekhawatiran itu dan juga mengakhiri pemilu perdana dengan gemilang suara? Berikut wawancara Republika Online (ROL), dengan Ketua Badan Pemenangan pemilu (Bappilu) Partai Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan.

Sejauh apa persiapan Partai Nasdem untuk menghadapi Pemilu 2014?

Dari segi pengurusan, kami sudah menyelesaikan 85 persen strukturnya hingga ke tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan. Di samping itu, kami juga telah menggelar rapat koordinasi antarpengurus wilayah untuk membahas penuntasan strategi pemenangan pemilu di tingkat akar rumput.

Januari ini, Partai Nasdem melakukan rekrutmen saksi di desa-desa maupun kelurahan-kelurahan. Selanjutnya, pada Februari kami akan mengadakan pelatihan kepada para saksi tersebut, sehingga per Maret nanti mereka diharapkan sudah bisa bertugas.

Pelatihan ini menjadi sebuah keharusan bagi kami, karena saksi adalah instrumen penting untuk mengawal pemilu.

Jadi, Partai Nasdem tidak sekadar menugaskan saksi untuk mencatat hasil penghitungan suara pada hari H saja. Melainkan, mereka juga kami minta untuk mencermati beberapa hal sebelum itu. Misalnya, memantau kinerja KPPS di tempat masing-masing, atau memastikan apakah masih terdapat nama-nama pemilih fiktif hingga hari pemungutan suara berlangsung. Laporan mereka mengenai semua hal tersebut tentunya sangat penting. Tidak saja untuk pileg, tapi pilpres juga.

Kalau dari hasil laporan kader-kader Partai Nasdem di daerah bagaimana? Adakah temuan soal data pemilih ‘siluman’ itu?

Sampai sejauh ini belum ada laporan.

Persiapan caleg-caleg Nasdem seperti apa?

Kami terus berusaha memformat kerja sama antarcaleg kami. Partai Nasdem menekankan kepada mereka agar tidak egois alias mementingkan diri sendiri. Mengapa? Karena suara yang diperoleh setiap caleg jelas akan memengaruhi suara partainya juga. Kalau ada caleg yang hanya mementingkan ego dan menghambat rekan separtainya yang lain, menurut saya itu sangat merugikan.

Saya akui, pada awal-awalnya memang terdapat persaingan di antara sesama caleg Nasdem. Namun dalam perjalanannya, kami sampaikan bahwa kerja sama lebih penting. Saya pikir mereka semua sekarang sudah menyadari itu.

Kepada rekan-rekan di partai juga sudah kami pesankan, cara-cara curang tidak akan pernah membawa kepada kebaikan. Saya katakan, bagaimana mungkin kita mengharapkan keberkahan dari sesuatu hal, jika cara memperolehnya saja sudah nggak benar?

Jadi, saya minta mereka untuk berlaku jujur saja. Jangan sampai nanti kalau sudah duduk di dewan, mereka malah membawa sumber nafkah yang nggak halal.

Sebagai partai baru, bagaimana target Partai Nasdem untuk pemilu tahun ini?

Harapan kami bisa menjadi tiga besar. Target ini kami ambil berdasarkan survei-survei yang sudah ada sebelumnya. Sementara, saat ini kami juga tengah melakukan survei internal untuk memantapkan parameter tersebut.

Tapi, bukankah rata-rata survei yang ada masih menempatkan Partai Nasdem di bawah lima besar?

Sebetulnya kita bisa lihat, hasil survei-survei itu kan bervariasi. Untungnya, Partai Nasdem mempunyai database keanggotaan yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi real time.

Saat ini kami punya 14 juta lebih anggota. Jadi, hasil-hasil survei yang menempatkan Nasdem di bawah lima besar itu tidak membuat kami khawatir.

Dari mana data 14 juta anggota itu?

Partai Nasdem menerapkan sistem online. Anggota-anggota kami awalnya mengikuti proses rekrutmen dengan pengisian formulir. Selanjutnya, mereka yang sudah terdaftar tadi lalu menggunakan metode seperti MLM (multi-level marketing) untuk merekrut yang lainnya.

Jadi, ada semacam upliner dan downliner dalam proses penjaringan ini. Nama-nama sudah masuk dalam database kami, bisa mencetak kartu anggota secara online di mana pun mereka berada.

Nah, dari situ, kami kemudian melakukan entry point terhadap semua data anggota tadi, sehingga sekarang diperoleh angka 14 juta lebih.

Selain untuk mengetahui angka, sistem kami ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan sebaran anggota Partai Nasdem di setiap desa di seluruh Indonesia.

Bisa Anda gambarkan, daerah mana saja yang saat ini menjadi basis sebaran anggota Partai Nasdem?

Yang paling banyak adalah Jawa Timur. Di situ kami memiliki 2 juta lebih anggota. Selanjutnya disusul Jawa Barat dengan 1,8 juta anggota, Jawa Tengah, dan seterusnya. Namun, jika dilihat berdasarkan persentasenya, maka Aceh adalah paling tinggi.

Di daerah ini kami punya anggota 920 ribu orang. Padahal, nama-nama yang masuk dalam DPT (daftar pemilih tetap) di Aceh hanya 3 jutaan. Artinya, jumlah anggota kami mencapai 27 persen dari total pemilih di sana.

Apa yang paling dikhawatirkan Partai Nasdem pada Pemilu 2014?

Kekhawatiran akan terjadinya kecurangan atau 'pencurian suara' itu tetap ada ya. Tetapi saya rasa peluangnya sudah semakin kecil. Ini karena jumlah parpol yang bertarung pada pemilu tahun ini juga sedikit, sehingga proses penghitungan suara akan lebih simple dan mudah diawasi.

Soal adanya kemungkinan jual beli suara lewat permainan data IT,  Partai Nasdem sejak awal sudah menanyakan kepada KPU seperti apa bangunan IT yang mereka persiapkan. KPU mengatakan mereka tidak semata-mata mengandalkan data elektronik, tetapi manual juga. Semua ini akan menjadi catatan kami.

Kalau boleh tahu, dari mana sumber dana kampanye Partai Nasdem?

Kami mendapatkannya dari sumbangan para kader dan simpatisan. Kami sudah mempersiapkan laporannya.

Redaktur : Djibril Muhammad
Reporter : Ahmad Islamy Jamil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar