REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) tak mau setengah-setengah dalam upaya pendirian perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Langkah itu bagian dari kiprah NU dalam upaya mencerdaskan bangsa. "Setiap PWNU minimal harus punya satu universitas," kata Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud dalam lokakarya pembinaan perguruan tinggi NU di Jakarta, Kamis (2/8).
Pengembangan pendidikan tinggi NU merupakan salah satu rekomendasi Muktamar ke-32 NU di Makassar 2010. Untuk mencapai target tersebut, lanjut Marsudi, perlu dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak, mengingat pendirian perguruan tinggi memerlukan banyak energi, terutama dana.
Ia mengatakan, untuk pendirian satu program studi diperkirakan biaya yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp3 miliar, sehinggga untuk pendirian satu universitas minimal memerlukan biaya awal sampai Rp50 miliar. "Tentu ini bukan perkara yang mudah, karena itu diperlukan kerja bareng. PBNU siap memberikan dukungan jika memang diperlukan," katanya.
Menurut dia, saat ini yang sudah mendapat izin operasional adalah Universitas NU (UNU) Cirebon dan UNU Maluku Utara dan sedang dalam proses UNU Sidoarjo."Kepada yang sudah berhasil, diharapkan memberikan pengalamannya kepada wilayah lain dalam pertemuan ini," katanya.
Marsudi meminta agar persiapan-persiapan pendirian perguruan tinggi NU ini dilakukan secepatnya agar upaya pengembangan pendidikan tinggi di lingkungan NU segera terwujud. Ia menekankan, setiap Universitas NU dalam badan hukumnya harus menyertakan PBNU sebagai ex officio agar bisa terlibat dalam penentuan kebijakan dalam perguruan tinggi tersebut.