Ahad 08 Dec 2024 20:53 WIB

LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat

Program ini fokus juga pada pembentukan karakter dan etika para dai dan khatib.

Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bersama Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) kembali menggelar program Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-5, Sabtu (7/12/2024).
Foto: PBNU
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bersama Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) kembali menggelar program Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-5, Sabtu (7/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bersama Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) kembali menggelar program Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-5. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi para imam dan khatib agar mereka mampu menyampaikan dakwah yang lebih berkualitas, sesuai dengan tuntutan zaman, serta menjawab kebutuhan masyarakat.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa menekankan kegiatan ini tidak hanya fokus pada peningkatan ilmu agama, tetapi juga pada pembentukan karakter dan etika para dai dan khatib.

Baca Juga

"Kami ingin para kader NU yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki adab yang baik, serta mampu menghadapi tantangan zaman dengan dakwah yang sejuk, mendidik, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat," ujarnya di Aula Lantai VIII Gedung PBNU, Sabtu (7/12/2024).

Ia berharap melalui program ini, akan lahir dai dan khatib yang tidak hanya memiliki pemahaman mendalam tentang agama, tetapi juga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.

Sekretaris LD PBNU KH. Nurul Badruttamam dalam sambutannya menyampaikan standardisasi ini sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas para dai dalam menyampaikan dakwah yang bermanfaat dan dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat.

"Kami sangat mendukung wacana pemerintah untuk memberikan sertifikasi bagi para juru dakwah / dai daiyah di Indonesia. Ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan profesionalisme para dai, agar mereka dapat lebih siap dalam menjalankan tugas dakwah di tengah tantangan zaman," ujarnya.

Ia juga menambahkan program ini akan terus berlanjut dan rencananya akan menyelenggarakan kegiatan serupa di berbagai provinsi di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan kualitas dakwah di daerah-daerah yang lebih luas.

Sekretaris LTM PBNU KH. Ahmad Zayadi mengingatkan bahwa dakwah yang berkualitas adalah dakwah yang mampu memberikan dampak positif, baik untuk kehidupan sosial masyarakat dan juga pribadi.

"Dakwah tidak hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan masyarakat. Kita ingin agar dakwah yang disampaikan mampu membangun karakter yang lebih baik, tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi juga sebagai amal yang bermanfaat," jelasnya.

Ia berharap para peserta dapat terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi dai yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berbudi pekerti luhur.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh peserta dari berbagai daerah, termasuk Grobogan, Brebes, dan kota lainnya. Para peserta mendapatkan materi mengenai penulisan teks khutbah yang relevan dengan perkembangan zaman serta pembekalan mengenai penyampaian khutbah yang dapat diterima oleh jamaah dari berbagai latar belakang. Dalam acara tersebut, 85 peserta juga diminta untuk menulis teks khutbah secara hati-hati, mengingat pentingnya akurasi dalam penulisan, terutama dalam era digital yang sangat cepat.

Dengan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-5, LD PBNU berharap dapat terus melahirkan kader-kader dakwah yang lebih berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman. Program ini juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas dakwah di masjid-masjid di seluruh Indonesia, khususnya dalam lingkungan NU.

Kegiatan ini dihadiri tokoh PBNU dan sejumlah narasumber penting yang kompeten dibidangnya, antara lain Wasekjend PBNU KH. M. Silahuddin, Ketua PWNU DKI Jakarta KH. Syamsul Maarif, Wakil Sekretaris LD PBNU KH. Ahmad Nurul Huda Haem, serta sejumlah pengurus LD PBNU lainnya, seperti KH. Mahfudz Hamid, KH. Samsul Rahman, dan KH. Ahmad Rosyidin Mawardi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement