REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sehubungan dengan keluarnya moratorium pemberhentian Progam Studi (Prodi) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk sementara waktu rupanya tidak berdampak pada Institut Teknologi Bandung (ITB). Pasalnya, ITB justru memiliki kewenangan lebih dalam urusan pendirian prodi atau jurusan baru.
Rektor ITB Akhmaloka mengatakan kebijakan tersebut sebenarnya tidak berlaku bagi semua Perguruan Tinggi (PT), melainkan hanya PT yang mempunyai tujuan dan prospek yang jelas serta bagus tentunya bisa membuka Prodi baru. Ini semua dimaksudkan oleh pemerintah agar PT lebih selektif dalam pendirian Prodi.
"Yang jelas begini, kebijakan tersebut dikeluarkan setelah pemerintah melihat banyak sekali Prodi yang berkembang dan tidak mempunyai ability. Keluarnya moratorium pembatasan Prodi tersebut sama halnya dengan teman-teman di Kementerian Kesehatan yang pernah mengatakan keperawatan dan kedokteran perlu dibatasi," ujarnya saat ditemui wartawan di ITB, Selasa (29/8)
Untuk ITB sendiri, kata Akhmaloka, kewenangan membuka prodi baru sudah ada. Pembukaan prodi baru tersebut merupakan permintaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Kita memang diminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mendirikan Prodi baru. Saat ini saja sudah banyak proposal di kantor saya yang mengajukan Prodi baru,"imbuhnya.
Direncanakan pada 2013 nanti ITB mencanangkan kurang lebih ada 14 Prodi baru. Akmaloka merinci dari sekitar 14 Prodi tersebut termasuk didalamnya enam progam S1 dan delapan program S2."Semuanya tinggal tanda tangan saja, tapi untuk progam S2 kemungkinan akan berkembang menjadi 10 Prodi baru," ujarnya.
Untuk progam S1 sendiri, lanjutnya, akan mendirikan prodi baru yang salah satu diantaranya Jurusan Pasca Panen dan Bioteknologi. Sementara untuk progam S2 dirinya hanya menuturkan akan ada berbagai macam prodi, namun disaat dipinta menguraikan pihaknya mengaku harus melihat kembali proposalnya di kantornya.