JAKARTA--Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menggelar acara Gebyar Aksi Karakter Siswa Indonesia (Gebyar AKSI), Jumat (7/5). Acara ini ditujukan untuk menghasilkan siswa kreatif dan berkarakter.
Dalam kegiatan ini, para siswa didampingi guru-guru pembimbing menjalani kegiatan yang membuka wawasan mereka mengenal budaya daerah. Sebanyak 297 siswa SMA)dan 66 guru pembina OSIS perwakilan dari 33 provinsi mengikuti kegiatan ini yang dimulai pada 6 hingga 12 Mei 2010 di Taman Wisata Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur.
''Kegiatan ini merupakan wahana bagi siswa SMA untuk menggali, mengekspresikan, serta mengaktualisasikan kreativitas dan karakter dalam bentuk sikap dan perbuatan,'' ujar Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Kemendiknas, Suyanto.
Menurut Suyanto, anak-anak harus memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan agama. Pelaksanaan pendidikan karakter, kata dia, diselenggarakan baik dalam kurikuler maupun ekstrakurikuler. "Kegiatan kurikuler yaitu pada pelajaran Pendidikan agama, akhlak mulia, kepribadian, dan pendidikan kewarganegaraan," jelasnya.
Sementara, untuk kegiatan ekstrakurikuler, lanjut Suyanto, dilakukan melalui pelatihan, modeling, dan langsung terjun ke masyarakat guna menunjukkan kepedulian. "Di Amerika Serikat, anak-anak diajari berpuasa, bukan karena dia agamanya Islam, tetapi supaya dia menghayati penderitaan orang-orang miskin," katanya.
Direktur Pembinaan SMA Kemendiknas, Sungkowo, menambahkan, kegiatan ini bukan hanya gebyar semata, tetapi merupakan motivasi agar di daerah dan sekolah, khususnya, menggali potensi-potensi yang bisa dijadikan sebagai unggulan pendidikan karakter. "Potensi itu yang nantinya dijadikan model sebagai pembinaan anak-anak bangsa. Dengan pendidikan karakter itu, kita bicara character building atau membangun karakter bangsa," ujarnya.
Adapun ruang lingkup kegiatan meliputi salam Nusantara, yaitu perkenalan diri dalam bahasa daeerah dan nasional, penampilan budaya daerah, dan presentasi profil daerah. Kemudian, program motivasi, program aksi kebangsaan, program aksi kreativitas, program aksi kepedulian, dan program wisata budaya.
Selain itu, kata Sungkowo, siswa juga mendapat motivasi untuk pengembangan diri yang seimbang. ''Kegiatan lainnya adalah membangun apresiasi kebangsaan, menunjukkan kreativitas, membangun aksi kepedulian, serta kunjungan ke situs representasi budaya,'' jelasnya.