Jumat 22 Feb 2013 16:16 WIB

UAD Kembangkan Kurikulum Wirausaha

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Kampus Universitas Ahmad Dahlan
Foto: .
Kampus Universitas Ahmad Dahlan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta 2013 ini telah mengembangkan kurikulun enterpreneurship atau kewirausahaan.

Kewirausahaan tersebut bahkan telah masuk dalam mata kuliah khusus di kampus tersebut dengan perhitungan tiga sistem kredit semester (SKS).

"Semua program studi telah mengembangkan itu. Bahkan ada yang menambahkan dalam praktik kerja lapangan (PKL) di akhir studinya," tutur Wakil Rektor bidang akademik UAD, Safar Nashir.

Hal itu disampaikan dia usai pembukaan seminar kewirausahaan yang digelar UAD bekerjasama dengan Ikatawan Wanita Pengusaha (IWAPI), Jumat (22/2).

Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Dewi Motik Pramono. Menurut Safar, dalam mata kuliah kewirausahaan ini mahasiswa dikenalkan tentang dunia usaha dan seluk beluknya.

Melalui langkah ini pihaknya ingin menggugah mahasiswa untuk memiliki greget berwirausaha setelah lulus nanti. Selain melalui mata kuliah, UAD juga melakukan pelatihan khusus kewirausahaan ketika mahasiswa memasuki tingkar akhir. Dan untuk mengenalkan dunia kerja, UAD membuka program student employment.

Melalui program itu, mahasiswa tingkat akhir diseleksi untuk ditempatkan bekerja di unit-unit kerja milik UAD. "Mereka mendapat insentif khusus, pekerjaan sendiri dilakukan di sela-sela kuliah," katanya menambahkan. Program tersebut digelar selama setahun.

Diakui Safar, jumlah wirausaha di Indonesia saat ini baru  0,24 persen dari jumlah penduduk yang ada. Padahal di negara maju jumlah enterprenuer tersebut sudah lebih dari dua persen. "Ini masih  sangat kecil. Kita masih butuh 4,4 juta wirausaha lagi untuk mendorong bangsa ini maju," katanya menjelaskan.

Karenanya kata Safar, melalui langkah tersebut UAD berharap bisa menambah jumlah wirausaha di Indonesia. "Jangan sampai mahasiswa UAD nenteng ijazah menjajakannya kemana-mana. Tetapi mereka justru menciptakan lapangan kerja," katanya menerangkan.

Sementara itu Ketua DPP IWAPI, Nita Yudi mengatakan, Indonesia memang harus banyak mencetak wirausaha baru agar negara ini semakin maju. "Kita sendiri berharap bisa mencetak perempuan-perempuan pengusaha di seluruh wilayah Indonesia," katanya menerangkan.

Karena itu kata dia, IWAPI terus melakukan roadshow untuk mendorong tumbuhkan wirausaha baru tersebut. IWAPI sendiri kata dia hadir di 32 kota di Indonesia dengan anggota sebanyak 32 ribu pengusaha.

Di mana 80 persen dari jumlah tersebut kata Nita, adalah usaha kecil dan menengah. "Kami fokus pada peningkatan SDM, marketing produk serta akses pada penambahan modal," katanya menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement