REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK—Alokasi dana riset di Indonesia belum menjadi prioritas dalam anggaran negara. Indonesia hanya mampu mengalokasikan dana penelitian sebesar 0,09 persen.
"Dunia usaha harus berkontribusi terhadap dunia riset, saya akan mendorong dunia usaha untuk ikut berpartisipasi," ujar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Kamis (4/12).
Nasir mengatakan, saat ini penyuplai dana riset 78% dari pemerintah, 22% dari dunia usaha. Hal ini diakui Nasir, berbanding terbalik dengan luar negeri yang 80% dana riset disuplai dari dunia usaha.
“Selayaknya dana riset di Indonesia sebesar 0,5%. Jumlah ini menunjukkan Indonesia peduli terhadap dunia riset,” beber Nasir.
Maka, secara blak-blakan ia mengaku memerlukan bantuan dari segala pihak untuk menciptakan iklim penelitian di Indonesia. Fokus riset pada periode pemerintahan Jokowi-JK kali ini pada sektor kemaritiman, kedaulatan pangan, dan pertanian.
Nasir berharap riset pada sektor tersebut dapat mendukung visi Nawacita pemerintahan Jokowi-JK.