Ahad 01 Feb 2015 08:29 WIB

Menristekdikti: Kementerian Miliki Suara 35 Persen dalam Pemilihan Rektor

Menristek dikti, M Nasir
Menristek dikti, M Nasir

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Bagi Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Dr Muhammad Nasir, rektor dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) itu bukan mandiri sepenuhnya.

"PTN itu kepanjangan tangan pemerintah, jadi bukan mandiri penuh, karena itu kementerian memiliki suara 35 persen dalam pemilihan rektor," ucap Nasir di sela kedatangannya ke kampus Unair Surabaya untuk menghadiri pengukuhan Ketua MA Hatta Ali sebagai Guru Besar FH Unair, Sabtu (31/1).

Ia mengemukakan hal itu berkaitan rencana ITS Surabaya dan Unair Surabaya menggelar pemilihan rektor. Bahkan, Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPCR) ITS telah mengirimkan tiga nama calon rektor ke Kemenristekdikti sejak akhir tahun lalu, namun hingga kini Kemenristekdikti belum menentukan pilihan.

Panitia Pilrek ITS berharap paling lambat pertengahan Februari sudah ada rektor terpilih sesuai jadwal, sedangkan Unair masih belum menentukan jadwal, namun biasanya setelah ITS.

"Para calon rektor yang sudah diputuskan melalui rapat Senat itu akan kami lihat rekam jejaknya," ujar guru besar di bidang Behavioral Accounting dan Management Accounting Undip itu tentang kriteria yang dipatok kementerian untuk menentukan suara.

Oleh karena itu, calon yang memperoleh suara terbanyak saat pemilihan internal kampus melalui rapat Senat itu tidak dijamin mulus terpilih.

"Calon yang mendapat suara terbanyak, belum tentu bisa masuk (terpilih)," ujar menteri yang juga mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

Terkait ‘kepanjangan tangan’ pemerintah itulah, pemerintah berusaha membantu mahasiswa melalui Bidikmisi dan UKT, lalu pemerintah juga berusaha membantu PTN melalui BOPTN (bantuan operasional PTN).

"Untuk tahun 2015, BOPTN akan mencapai Rp4,5 triliun, tapi 30 persen dari jumlah itu untuk kepentingan riset," tukas doktor alumni Universiti Sains Malaysia itu tentang contoh dukungan pemerintah untuk PTN.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement