REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) kembali menciptakan inovasi teknologi beton mutu tinggi dengan menggunakan limbah berupa abu dan botol kaca. "Teknologi beton ini tetap mengutamakan kekuatan, efisiensi biaya serta ramah lingkungan," kata Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti di kampus UI Depok, Selasa Malam.
Ia mengatakan, enam mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik UI (FTUI) angkatan 2012 yang terbagi atas dua kelompok berkreasi menciptakan inovasi akan teknologi beton mutu tinggi. Tim Achalesvara yang terdiri atas Ingrid Rosalyn, Indriana S, Erinda. Pandu Purnamasari, Elia Benny dan Virginia S. menawarkan inovasi pembuatan beton mutu tinggi menggunakan 12 persen "fly ash" (abu terbang) dan 8 persen Silica Fume (Bubuk Silika) dalam campuran beton.
"Fly ash" merupakan produk sampingan dari pembakaran batu bara yang dipakai sebagai sumber energi dalam tenaga pembangkit listrik (biasanya PLTU) dan atau pembakaran kayu. Ingrid, tim-nya menggunakan "fly ash" sebagai bahan tambahan dalam pembuatan beton mutu tinggi karena memiliki sifat yang dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air sehingga membentuk senyawa yang mengikat.
"Fly ash" memiliki sifat pozzolan yang baik untuk keperluan bangunan serta mampu meningkatkan kualitas beton dan lebih tahan abrasi. Selain itu, fly ash mampu mengefisiensikan biaya pembuatan beton mutu tinggi karena material fly ash sangatlah murah.
Dia mengatakan, penggunaan "fly ash" dalam pembuatan beton ini menjawab permasalahan lingkungan hidup karena mampu menyerap limbah fly ash. Seperti halnya PLTU Suralaya tiap tahunnya menghasilkan ? 219.000 ton limbah abu.
Inovasi berikutnya datang dari Tim Alkalina UI yang terdiri atas Muhammad Haikal Syarief, Baiti Rahma Maudina dan Annisa Salsabila. Para mahasiswa ini menciptakan beton mutu tinggi dengan bahan campuran sampah botol kaca.
Botol kaca tersebut terlebih dahulu dihancurkan dan dimanfaatkan kembali sebagai pengganti sebagian semen serta limbah beton bekas tak terpakai yang dipakai kembali sebagai agregat kasar.
Menurut Haikal, pembuatan beton daur ulang diawali dengan mempersiapkan bahan-bahan material utama yang terdiri dari semen Portland, kerikil, pasir dan air serta material tambahan yang terdiri dari silica fume dan superplasticizer.
Material tambahan yang lain adalah limbah beton dan botol kaca. Perbandingan komposisi serbuk kaca dengan semen adalah 15 persen, 85 persen. Pembuatan beton daur ulang dari tim Alkalina bernilai ekonomis karena mampu menghemat biaya sebesar 16 persen dibandingkan dengan pembuatan beton mutu tinggi dengan material biasa.
Hasil karya dari kedua tim tersebut berhasil diuji dan dilombakan pada ajang "Lomba Karya Ilmiah Beton C.E.T.A. Trisakti 2015" pada 6 April 2015 lalu di Universitas Trisakti, Jakarta Barat. Keduanya berhasil meraih penghargaan sebagai juara pertama (tim Achalesvara) dan juara ketiga (tim Alkalina).
Inovasi terbaru terhadap teknologi beton senantiasa dibutuhkan bagi industri khususnya konstruksi bangunan.
Penelitian yang dilakukan oleh pada mahasiswa UI ini diharapkan mampu mendukung perkembangan industri Indonesia menuju lebih baik dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup serta efisiensi biaya dan proses produksi.
Diharapkan budaya berinovasi dengan menggunakan "core compentence" yang dilakukan oleh mahasiswa UI mampu membudaya dan menumbuhkan semangat berkreasi dan berkompetisi yang sehat bagi mahasiswa lainnya agar turut serta dalam mendorong pembangunan SDM maupun industri di Indonesia.