Selasa 19 May 2015 10:24 WIB

Mata Kuliah ini Dorong Mahasiswa ITB Rintis Bisnis Bidang IT

KIBAR bekerjasama dengan ITB menyelenggarakan kuliah bisnis berbasis IT
Foto: KIBAR
KIBAR bekerjasama dengan ITB menyelenggarakan kuliah bisnis berbasis IT

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- KIBAR, perusahaan yang memiliki misi mengibarkan talenta kreatif berbasis industri teknologi bekerjasama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menyelenggarakan mata kuliah Technology Based Business atau Bisnis Berbasis Teknologi. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan yang dapat diambil oleh seluruh mahasiswa ITB yang ingin menjadi entrepreneur yang memanfaatkan teknologi.

Bertempat di Auditorium SBM ITB, baru-baru ini 38 mahasiswa dari 11 tim berbeda yang mengikuti mata kuliah Technology Based Business angkatan pertama ini mempresentasikan produk dari perusahaan rintisan (startup) mereka di hadapan praktisi industri dengan tujuan untuk menjaring kolaborasi potensial yang dapat mengembangkan startup mereka ke depannya.

Chief Executive KIBAR, Yansen Kamto, mengatakan program ini merupakan sebuah terobosan. Mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan yang berbeda di ITB bisa berkolaborasi untuk mengerjakan sebuah proyek bersama. Mata kuliah ini juga mengundang praktisi industri sebagai dosen tamu agar para mahasiswa bisa mendapat kesempatan untuk berkonsultasi langsung dan mengetahui situasi industri yang nyata.

"Dengan demikian, KIBAR ingin mendorong institusi pendidikan di Indonesia agar bisa menghasilkan lebih banyak lulusan dengan pengetahuan yang mumpuni di bidang kewirausahaan. Kami mendorong anak muda Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengguna, tapi juga bisa menciptakan solusi dengan memanfaatkan teknologi," kata dia.

Beberapa startup unggulan yang dihasilkan oleh para mahasiswa mata kuliah ini antara lain berupa aplikasi untuk mengetahui lokasi bus secara langsung menggunakan sistem crowdsource GPS yang diambil dari masyarakat pengguna transportasi umum. Selain itu ada aplikasi mobile yang berfungsi memonitor konsumsi listrik di rumah dan mengontrol perangkat elektronik di manapun dan kapanpun.

Adapula platform crowdfunding untuk menghubungkan masyarakat dengan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai, serta platform untuk menghubungkan pemilik usaha kecil menengah (UKM) dengan jasa fotografi. Berdasarkan survei Global Innovation Index 2014, Indonesia hanya menempati peringkat 87 dari 143 negara. Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia harus mulai mendorong generasi muda berpikir inovatif untuk menyelesaikan masalah besar yang berdampak kepada orang banyak.

Sementara itu Ketua Program Studi Sarjana Kewirausahaan SBM ITB, Wawan Dhewanto mendukung inisiatif ini sebagai bentuk kolaborasi antara sektor privat dengan akademisi. "Ke depannya, kami ingin agar SBM ITB tetap menjadi salah satu kiblat pendidikan kewirausahaan di tanah air dan menjadi kawah candradimuka untuk melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda yang tangguh," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement