REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Perguruan tinggi dituntut mampu mencetak generasi yang berdaya saing internasional pada era globalisasi, kata Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Harsoyo.
"Dalam hal ini, Asia Tenggara merupakan pintu masuk strategis bagi generasi muda Indonesia dalam meningkatkan daya saing di tingkat global yang semakin kompetitif," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Pada wisuda lulusan program S-3, S-2, dan S-1 Universitas Islam Indonesia (UII) periode V tahun akademik 2014/2015, ia mengatakan untuk meningkatkan daya saing di tingkat global itu diperlukan kemitraan antarinstitusi pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara.
"UII sebagai kampus yang berkomitmen pada keunggulan kualitas menyadari bahwa ekstensifikasi kemitraan antarinstitusi pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu bagian prioritas dalam pengembangan pola kerja sama yang ditetapkan," katanya.
Menurut dia, pada 14 Mei 2015 disepakati kerja sama antara UII dengan Duy Tan University (DTU), yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di kampus DTU Quang Trung, Da Nang, Vietnam.
"Kolaborasi antara UII dengan DTU yang segera dilaksanakan adalah 'joint studio' bagi mahasiswa Program Studi Arsitektur UII dan DTU," katanya.
Ia mengatakan kemitraan UII-DTU semakin memperkuat jaringan kerja sama di kawasan Asia Tenggara. Saat ini UII sedang mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi di berbagai negara kawasan Asia Tenggara.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara itu antara lain Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Vietnam.
"UII juga merupakan anggota aktif asosiasi Passage to ASEAN, dan dalam proses mengadaptasikan standar ASEAN University Network-Quality Assurance sebagai bagian dari pengembangan penjaminan mutu universitas," kata Harsoyo.
Wisuda tersebut diikuti 571 lulusan UII terdiri atas 482 lulusan program S-1, 85 lulusan program S-2, dan empat lulusan program S-3. Lulusan program S-1 Meywinda Ritya Irianto dari Program Studi Manajemen meraih IPK tertinggi, yakni 3,93.