Kamis 06 Aug 2015 22:39 WIB

Mahasiswa Unas Bakal Adu Pidato ke Korea

Mahasiswa Akademi Bahasa Asing Nasional, Jurusan Bahasa Korea (ABANAS Korea) Universitas Nasional (Unas), Alit Pratiwisari memenangi lomba pidato tingkat nasional yang diadakan oleh Korean Culture Centre (KCC).
Foto: Unas
Mahasiswa Akademi Bahasa Asing Nasional, Jurusan Bahasa Korea (ABANAS Korea) Universitas Nasional (Unas), Alit Pratiwisari memenangi lomba pidato tingkat nasional yang diadakan oleh Korean Culture Centre (KCC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Akademi Bahasa Asing Nasional, Jurusan Bahasa Korea (ABANAS Korea) Universitas Nasional (Unas), Alit Pratiwisari memenangi lomba pidato tingkat nasional yang diadakan oleh Korean Culture Centre (KCC).

Alit akan pergi ke Pulau Jeju, Korea untuk mengikuti perlombaan tingkat internasional dan berkompetisi dengan 24 negara di Asia. "Persiapan belajar dan latihan lebih keras supaya bisa melakukan terbaik di sana (Korea)," kata Alit. 

Selain Alit, ada juga Rezky Wulandari yang terpilih mewakili Indonesia dalam pelatihan yang akan diadakan di Korea. Ia merupakan juara pertama dalam lomba berbicara dan menulis yang diadakan oleh Korean Foundation pada 3 Juli 2015. Juara kedua dan ketiga juga diraih oleh Mahasiswa ABANAS Korea, yaitu Alit Pratiwisari dan Dian Apriliana Putri.

Rezky akan mengikuti pelatihan 10 hari di Negeri Gingseng bersama delegasi Vietnam, Kamboja, Malaysia dan negara lainnya. Alit dan Rezky akan berangkat pada 9 Oktober 2015.

Ketua Program Studi Bahasa Korea ABANAS Unas, Fitri Meutia, menjelaskan, berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia, Unas merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang membuka program studi diploma Bahasa Korea.

Sementara program studi Bahasa dan Sastra Korea juga dibuka di perguruan tinggi negeri, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada dengan jenjang strata satu.

"Perbedaannya kami dengan sastra, kalau kami akademi lebih banyak praktik, jadi selain memang anaknya yang pintar juga cara belajar yang berbeda. Dibanding dengan teori, membaca, menulis, berbicara dan mendengar memiliki jam yang lebih banyak dan praktik langsung. Kelas berbicara seperti public speaking juga sangat membantu mereka untuk berani," kata Meutia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement