Jumat 14 Aug 2015 16:02 WIB

ITB-Unand Kembangkan Aplikasi Penyebaran Informasi Tsunami

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Museum tsunami
Foto: ROL/Winda Destiana
Museum tsunami

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Universitas Andalas (Unand), Pittsburgh Universitty dan sejumlah perguruan lainnya, menggembangkan sebuah aplikasi berbasis android, untuk membantu penyebaran informasi kepada masyarakat mengenai bencana tsunami. Wakil Rektor I bagian Akademik Unand, Febrin Anas Ismail menjelaskan aplikasi yang masih berupa prototipe ini, masih dalam tahap pengembangan.

"Intinya aplikasi ini untuk membantu masyarakat menuju daerah aman. Bisa ke shelter arah vertikal atau ke ketinggian," kata dia di Masjid Al Mujahirin yang juga menjadi salah satu shelter di Tabing Padang, Sumatra Barat, Kamis (13/8).

Febrin menjelaskan, proyek aplikasi ini dimulai sekira satu tahun lalu. Rencananya, proyek ini akan dikembangkan selama tiga tahun sebelum benar-benar diberikan kepada masyarakat. Proyek ihwal kebencanaan ini, mengambil sample kondisi geologis yang ada di Sumatra Barat, khususnya Kota Padang. Sebab, berdasarkan sejumlah penelitian, di daerah tersebut masih menyimpan potensi gempa hingga sembilan SR. Selanjutnya, sosialisasi penggunaan alat ini akan diberikan pada daerah-daerah yang memang rawan bencana.

Saat masuk dalam aplikasi, peta daerah lokasinyanya akan tampil dilayar ponsel. Tugas selanjutnya, pengguna diminta menekan tombol ponsel untuk menemukan di mana lokasi shelter terdekat serta melihat jalur-jalur menuju tempat evakuasi tersebut. Seorang leader dapat melaporkan bila terjadi jalan putus, tanah longsor dan kendala jalur evakuasi lainnya. Sehingga, follower dapat mengetahui kondisi tersebut. Kemudian, peta akan menunjukkan jalur evakuasi lainnya.

Aplikasi ini, terkoneksi dengan suatu alat yang ditanam di dasar laut, yang disebut raspberry pie. Begitu terjadi getaran, alat raspberry pie yang berada di laut akan menangkap sensor tersebut dan mengirimkannya kepada ponsel user. Raspberry pie juga akan ditanam di sejumlah tempat strategis. Alat ini akan bekerja seperti modem atau wifi. Alat ini dapat bekerja meskipun seluruh BTS lumpuh. Alat ini juga tahan banting, sehingga ketika raspberry pie yang ada di darat tertimpa reruntuhan, ia masih dapat bekerja dengan semestinya.

"Sebelum tsunami masuk, meskipun gedung hancur (raspberry pie) semua kebanting, signalnya tetap masuk ke satelit, dia tetap relay. Dia seperti wifi yang tahan banting," kata Harkunti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement