REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- University of Technology Sydney (UTS) mulai tahun ini mengoperasikan "Superlab", laboratorium termodern dan canggih yang mampu menampung kegiatan praktikum sains bagi 220 mahasiswa sekaligus. Para mahasiswa internasional termasuk dari Indonesia yang belajar di Fakultas Sains UTS akan memperoleh keuntungan dari pengoperasian fasilitas senilai 110 juta dolar Australia itu (sekitar Rp 1,1 triliun.
Maree Skillen, Manager Program Sains UTS:Insearch mengatakan Superlab UTS merupakan fasilitas laboratorium pertama di Australia yang mampu menampung lebih dari dua ratus mahasiswa dari 12 kelas untuk melakukan praktikum pada saat bersamaan. Para mahasiswa dapat mendengarkan materi kuliah lewat alat bantu dengar (headphone) dan menekan pilihan tombol lampu warna-warni yang akan memberi sinyal jika mereka igin mengajukan pertanyaan atau bantuan dari dosennya.
"Jadi laboratorium ini memang dibuat untuk menampung mahasiswa dalam jumlah besar tanpa menimbulkan kegaduhan," ujar Skillen.
Superlab ini, lanjut Skillen, mengakomodasi tingginya minat mahasiswa internasional terutama dari kawasan Asia Tenggara untuk menekuni bidang sains. Laboratorium tersebut bisa dibilang unik sebab mahasiswa bidang sains dari semua disiplin ilmu menjalani tugas praktikum secara bersama-sama dalam satu ruangan tanpa membedakan apakah jurusan kimia, forensik, biologi atau fisika. Ruang kolaborasi untuk studi praktikum tersebut diharapkan dapat menarik minat mahasiswa menguasai semua disiplin ilmu sains, sehingga mendorong keinginan belajar mahasiswa.
"Fasilitas baru ini juga menyiapkan mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia kerja karena sudah menguasai peralatan praktikum sains termodern, yang juga sama dipakai oleh laboratorium-laboratorium industri maju," kata Skillen.