REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) adalah instrumen negara untuk mempromosikan nilai-nilai keagamaan Islam yang moderat sekaligus menangkal serangan radikalisme.
"Merawat keragaman Indonesia juga menjadi peran PTKIN," kata Amin usai menghadiri jumpa pers Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW-PTK) XIII Kendari di kantornya Jakarta, Rabu.
PTKIN, kata dia, juga harus berkontribusi dalam melahirkan generasi terdidik yang memiliki semangat kemandirian, kegotongroyongan dan menghargai hidup bersama.
Dalam waktu dekat, PTKIN melalui Kemenag akan menyelenggarakan perkemahan mahasiswa PW-PTK XIII di Kendari, Sulawesi Tenggara 16-22 Mei 2016. Adanya kegiatan ini dapat mengusung semangat kebersamaan dalam harmoni.
"Ada sekitar 2.000 peserta yang akan mengikuti kegiatan ini. Ada hal yang baru juga pada penyelenggaraan kali ini, yaitu terdapat peserta non-muslim dan juga mahasiswa warga negara asing," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Nur Alim.
Kegiatan itu, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan akses dan kiprah pengabdian kemasyarakatan perguruan tinggi keagamaan. Selain itu, dari perkemahan akan ditanamkan nilai-nilai kemajemukan yang menjadi kenyataan di Indonesia.
"Guna mendekatkan kepada masyarakat, perkemahan dibagi dalam dua kelompok yang secara bergantian tinggal bersama masyarakat atau homestay sementara lainnya tinggal di bumi perkemahan," kata dia.
Dalam upaya penanaman kemajemukan, lanjut dia, dilakukan dengan kegiatan berbaur sesama peserta perkemahan. Peserta kemah sendiri diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang agama dan ras. Dengan begitu, terdapat nilai kemajemukan dalam PW-PTK XIII itu.